INILAH.COM, Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin meminta
pemerintah pusat serius menyikapi beberapa aksi kekerasan yang terjadi
di Indonesia. Setelah penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan,
Sleman, kali ini aksi pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean, Simalungun,
Sumatera Utara juga harus disikapi.
"Negara tidak bisa
mendiamkan terus kondisi seperti ini. Hukum menjadi porak poranda karena
tidak pernah ditegakkan dengan baik dan adil. Saya khawatir peradilan
massa, peradilan ala kelompok bersenjata akan semakin masif jika tidak
ditangani serius," ujar Nurul di Jakarta, Kamis (28/3/2013).
Menurutnya,
kasus pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean, Simalungun, Sumatera
Utara, AKP Andar Siahaan jangan dianggap sebagai kasus yang kecil.
Pasalnya dengan kasus ini bukti jika hukum di Indoneisa masih lemah
sehingga aksi main hakim sendiri kerap terjadi.
"Menkopolkam
harus mampu memetakan situasi dan sekaligus memberi solusi kepada
institusi-institusi terkait. Jangan hanya melihat perkara dari mercusuar
dan mengganggap persoalan-persoalan itu kecil. Jika kondisi tidak
percaya hukum dibiarkan terus, maka jangan heran jika negara ini menjadi
negara barbarisme dan tribal society, masyarakat tanpa hukum, tanpa
pengadilan dan tanpa keamanan," tandasnya.
Sebelumnya, Kapolsek
Dolok Pardamean, Simalungun, Sumatera Utara, AKP Andar Siahaan tewas
akibat dikeroyok massa saat melakukan penggerebekan terhadap seklompok
orang yang berjudi.
Saat menangkap para pelaku, istri pelaku
sempat meneriak Kapolsek dan anak buahnya dengan sebutan maling. Hal ini
yang memicu rekasi dari masyarakat sekitar yang akhirnya menghakimi
Kapolsek dan anak buahnya.[jat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar