VIVAnews - PT Pertamina berencana untuk menerapkan
sistem monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi di
setiap stasiun pengisian bahan bakar umum. Sistem teknologi informasi
(IT) ini diklaim dapat membantu mengendalikan BBM bersubsidi.
"Sistem ini akan mempermudah proses verifikasi Pertamina dalam
menagih besaran volume subsidi yang telah disalurkan," kata Wakil
Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Ali Mundakir, saat ditemui di
Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu 3 April 2013.
Ali menjelaskan bahwa sistem IT itu berguna untuk mencatat setiap
liter BBM bersubsdi yang keluar dari dispenser SPBU. Sistem ini akan
diaplikasikan pada setiap stasiun pengisian bahan bakar bersubsidi.
"Kalau pemerintah akan menerapkan kebijakan pembatasan, ini bisa
diaplikasikan di pom bensin. Nanti, pompanya akan diprogram berapa liter
dan rupiah yang dikeluarkan," kata dia.
Ali menambahkan, dispenser berisi BBM bersubsidi akan mati apabila
kuota sudah terlampaui. "Setelah batas terlampaui, dispenser akan mati
dengan sendirinya," ujarnya.
Sistem pengendalian ini, dia melanjutkan, memerlukan kebijakan
pemerintah. Pertamina berencana menerapkan teknologi ini di seluruh SPBU
di Indonesia. Tentunya, diawali dari wilayah Jabodetabek.
"Mudah-mudahan pada Juli ini, sistem sudah bisa diterapkan di
wilayah Jabodetabek. Kami mengharapkan 2014 bisa ada di seluruh
Indonesia, karena ada 5.000 SPBU di seluruh Indonesia dengan jumlah
pompa mencapai 98.000 unit," ujar Ali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar