Baban Gandapurnama - detikNews
Bandung - Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno
mengungkap soal indikasi adanya kedekatan spesial antara Kompol A dengan
Sisca Yofie (34). Fakta itu berupa surat dan foto-foto antara Sisca dan
Kompol A yang ditemukan di kamar indekos wanita berparas cantik
tersebut.
Namun kasus tewasnya Sisca lantaran menjadi korban
pembunuhan dan pencurian disertai kekerasan itu tidak ada kaitannya
dengan Kompol A.
"Belum ada bukti dan fakta oknum polisi itu
terlibat kasus ini," kata Sutarno sewaktu ekpos perkara Sisca di aula
Mapolrestabes Bandung, Selasa (13/8/2013).
Saat Sisca tewas
bersimbah darah dengan luka bacok dan terseret sepeda motor pada Senin
(5/8/2013) lalu, polisi langsung melaksanakan pendalaman serta
penyelidikan terhadap seluruh dugaan motif. Sutarno dan anak buahnya
sempat menduga Sisca tewas lantaran motif dendam. Bahkan spekulasi awal
ada keterlibatan orang dekat yang berasmara dengan Sisca.
Kecurigaan
polisi makin terfokus lantaran di tempat indekos Sisca, Jalan Setra
Indah Utara, Bandung, ditemukan surat-surat berisi curahan hati Sisca
berisi sejumlah cerita soal hubungan asmara terselubung dengan seorang
pria. Ternyata, pria itu oknum polisi yakni Kompol A.
"Ditemukan
juga foto-foto bersangkutan (Sisca dan Kompol A). Ya, ada indikasi Sisca
memiliki hubungan khusus dengan onum polisi berinisial A dan berpangkat
Kompol. Oknum ini berdinas di Polda Jabar," ungkap Sutarno.
Adanya
oknum perwira polri tersebut dalam sisi kehidupan Sisca, membuat
Sutarno meminta petunjuk kepada Kapolda Jabar Irjen Pol Suhardi Alius.
Koordinasi pun dilakukan dengan Dirreskrimum Polda Jabar dan Kabidpropam
Polda Jabar.
"Kapolda memerintahkan segera tangkap pelaku dan tindak tegas apabila ada anggota yang terlibat," tutur Sutarno.
Bukit
berupa surat, catatan harian, dan foto dalam compact disc (CD) berisi
gambar Sisca dan Kompol A, serta ponsel milik Sisca diamankan guna
keperluan penyelidikan. Propam Polda Jabar pun bergerak dan meminta
keterangan Kompol A yang sudah memiliki istri dan anak ini.
"Dalam
penyelidikan tidak ada keterlibatan oknum Kompol A. Kami juga memeriksa
telepon almarhum (Sisca), tidak ada link komunikasi anatara Sisca dan
oknum itu saat kejadian dan sebelum kejadian (Sisca tewas)," kata
Sutarno.
Sutarno tidak tahu sejak kapan Kompol A dan Sisca
menjalin hubungan spesial. Hanya ada jejak surat atas nama Kompol A yang
ditunjukkan buat Sisca pada 3 Juni 2012. "Itu surat balasan dari Kompol
A untuk Sisca. Intinya isi surat Kompol A masih mencintai Sisca. Nah,
berarti kan sebelumnya Sisca mengirim surat ke oknum itu," ungkap
Sutarno.
Polisi pun putar otak guna memecahkan kasus tewasnya
Sisca yang ditemukan bersimbah darah di Jalan Cipedes Tengah atau
berjarak satu kilomteer dari indekos Sisca. Akhirnya ada petunjuk
setelah seorang pria yakni Ade (24) pada Sabtu 10 Agustus lalu
menyerahkan diri ke Polsek Sukajadi.
"Ade mengaku terlibat pembunuhan dan pencurian tas milik Sisca," kata Sutarno.
Penyidik
pun memeriksa Ade secara intensif. Ade menyebut diajak menjambret oleh
pamannya, Wawan (39). Tim bergerak memburu Wawan. Pelarian Wawan
berakhir setelah polisi menyergapnya di kawasan Ciranjang, Kabupaten
Cianjur, Jabar, Minggu (11/8). Wawan ditangkap sewaktu melintas memakai
sepeda motor Suzuki Satria sambil membonceng istrinya.
"Wawan dan
Ade mengaku mencuri tas cokelat milik korban di dalam jok mobil. Tas
korban itu berisi satu unit Iphone, uang satu juta rupiah, kosmetik,
ATM, dan tanda pengenal korban berupa SIM," papar Sutarno.
"Jadi motif kasus ini pencurian disertai kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia," katanya.
Wawan
dan Ade pun ditanya soal apakah ada hubungan dekat dengan Kompol A.
Mereka menjawab tidak mengenal. Apalagi disuruh Kompol A untuk
menghabisi Sisca. "Dua tersangka mengaku tidak kenal oknum polisi itu,"
jelas Sutarno.
Wawan pun memperkuat pernyataan Sutarno. "Enggak kenal," ungkap Wawan melalui pengeras suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar