Jakarta (Antara) - Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali
mengatakan tidak akan memberikan toleransi terhadap aparatur peradilan,
khususnya hakim, yang terlibat dalam kasus memperjual-belikan keadilan.
"Saya minta agar segenap aparatur peradilan mampu menjaga
perilakunya. Tidaklah berguna semua kebijakan pimpinan MA apabila dari
waktu ke waktu masih ada saja aparatur peradilan yang tidak hanya gagal
memenuhi pedoman perilaku namun justru terlibat dalam tindak pidana itu
sendiri dan memperdagangkan keadilan. Saya akan pastikan tidak ada
toleransi bagi orang-orang seperti itu," kata Hatta Ali, dalam pidato
peringatan ulang tahun MA ke-68 di Jakarta, Senin. Ketua MA menyayangkan ulah segelintir oknum yang merusak kewibawaan lembaga peradilan. Apalagi saat ini negara telah memberikan kesejahteraan yang sangat tinggi bagi para hakim.
"Alangkah dzalimnya apabila komitmen dan kepercayaan negara kepada kita (lembaga peradilan) masih dilancung oleh segelintir oknum dan harus ditanggung oleh seluruh warga peradilan," kata.
Menurut dia, negara sudah menunjukan komitmen memperbaiki situasi kerja, fasilitas, termasuk keuangan hakim, sehingga sudah selayaknya praktek negatif masa lalu dihilangkan dari muka peradilan.
Hatta Ali mengatakan pentingnya kepercayaan publik terhadap MA dan institusi peradilan pada umumnya sudah menjadi hukum alam, dimana kepercayaan adalah hal yang harus diperoleh dari sebuah proses panjang, namun dapat hilang dalam sekejap.
"Pengadilan adalah institusi yang bekerja atas basis kepercayaan. Namun yang paling penting adalah bagaimana publik melihat institusi peradilan menjalankan fungsinya sebagai benteng terakhir pencari keadilan," katanya.(rr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar