Salmah Muslimah - detikNews
Jakarta - Sisca Yofie (34) harus meregang nyawa dengan
cara tragis. Dia diseret dengan motor sejauh 500 meter dan disabet
kepalanya dengan benda tajam hingga tewas.
Polisi mengatakan
berdasarkan pengakuan pelaku Ade dan Wawan, Sisca dirampok. Pelaku tidak
sengaja lewat depan kosan Sisca Jalan Setra Indah Utara, Kecamatan
Sukajadi, Kota Bandung, Senin (5/8/2013) malam. Mereka melihat mobil
yang dikendarai Sisca terbuka kemudian mencoba mencuri tas dan uang.
Kriminolog
Universitas Indonesia (UI) Mulyana W Kusumah mengatakan kasus Sisca
tidak semata-mata perampokan. Kemungkinan ada motif lain dibalik
tewasnya Branch Manager PT Verena Multi Finance tersebut.
"Tidak
sesederhana itu kalau perampokan. Polrestabes Bandung harus mendalami
motif dari pelaku pembunuhan itu," kata Mulyana saat berbincang dengan
detikcom, Senin (12/8/2013).
Menurutnya jika memang kasus ini
murni perampokan dengan kekerasan, maka pelaku tidak akan mengambil
resiko menyeret korban ke jalanan yang bisa dilihat oleh banyak orang.
"Karena
semakin cepat mereka beraksi semakin baik, bukan malah menyeret korban
pakai motor. Menghitung resiko agar tidak terdeksi," ungkap Mulyana.
Mulyana mengungkapkan pembunuhan Sisca bukan merupakan pembunuhan aksidental atau accidental killing, tetapi bentuk torture murder
yaitu pembunuhan yang didahului penyiksaan dengan menyakiti korban
secara fisik dengan kejam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghukuman
terhadap korban.
"Dalam hubungan itu, aktor utama pembunuhan merencanakan torture murder
yang dilatarbelakangi oleh hubungan sosial yang sebelumnya dekat
menjadi hubungan sosial yang buruk. Hingga akhirnya berpuncak pada
eksekusi korban sebagai pelampiasan kemarahan laten," ungkap Mulyana.
Selian
itu, menurut Mulyana kasus pembunuhan Sisca memberikan gambaran tentang
kerentanan perempuan kelas menengah mandiri di kota besar yang
berpotensi menjadi korban kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar