Rachmadin Ismail - detikNews
Beijing, - Presiden Joko Widodo tak mau banyak
berbasa-basi saat bertemu lima pemimpin negara sepanjang dua hari
kemarin. Meski baru tiga pekan jadi presiden, dia enggan larut dalam
suasana perkenalan. Yang diucapkannya langsung ke inti masalah.
Lima
pemimpin negara yang sudah ditemui presiden ketujuh Indonesia itu
adalah: Presiden Tiongkok Xi Jinping-PM Tiongkok Li Keqiang, Presiden
Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden
Vietnam Truong Tan Sang, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Kelimanya langsung 'ditembak' Jokowi dengan urusan investasi.
"Kita
mengajak mereka untuk investasi, terutama di bidang infrastruktur. Itu
yang terus akan kita kejar di tingkat menteri yang membahas teknisnya.
Tapi paling tidak, terutama dengan presiden RRT, Jepang, Korea, Putin,
kita akan dorong agar pembangunan infrastruktur kita bisa lebih
dipercepat karena itulah yang akan menggerakkan ekonomi, terutama
pelabuhan, rel kereta api untuk distribusi logistik, pembangkit listrik.
Ini kunci," kata Jokowi.
Hal tersebut dia sampaikan saat diwawancarai wartawan di Hotel Kempinski, Senin tengah malam (10/11/2014).
"Kalau
ini bisa dibuka dan bisa segera dilakukan secara paralel antara
infrastuktur ini dengan industri, ini akan menggerakkan ekonomi. Saya
kira di sini saya tanyakan kuncinya bisa melompat, saya kira di sini,"
sambungnya.
Dari pembicaraan singkat dengan para pimpina negara,
Jokowi selalu meminta hal konkret diwujudkan setelahnya. Bahkan ketika
bertemu presiden Jinping, Jokowi mengutarakan kata konkret hampir
berkali-kali.
"Dari Tiongkok akan konkret, dari Jepang konkret,
yang ekspansi Korea konkret, Rusia akan konkret. AS memang isunya
berbeda. Saya kira kepentingan tiap negara beda. Tadi sampaikan akan
mendorong," tegasnya.
Kenapa Jokowi langsung ke inti masalah, padahal baru saja menjabat? Bagi
Jokowi, urusan infrastruktur harus berlomba dengan waktu. Sebab bila
terlalu lama ditunda, harga akan semakin mahal. Nilai manfaatnya pun
bisa hilang.
Lalu, bagaimana dengan persiapan Indonesia menghadapi pasar bebas?
"Kita
harus berkalkulasi dulu produk-produk kita. Apa yang menguntungkan
kita, jangan kita ditarik untuk kepentingan mereka. Lebih bagus tarung
kalau seperti itu. Karena banyak produk kita yang tidak masuk ke pasar
mereka yang padahal ditanam rakyat. Itu banyak sekali, rotan, kelapa
sawit yang nggak semua pengusaha besar karena 40 persen rakyat,
perikanan. Hal seperti itu harus berani kita meminta membuka, jangan
kita diminta membuka dan orang lain membanjiri negeri kita," paparnya
penuh semangat.
Hal-hal di atas, kata Jokowi, sudah disampaikan
pada semua pimpinan negara. Dia mengatakannya dengan tegas dan
blak-blakan. Bahkan sampai ada yang terkaget-kaget.
"Selalu saya
sampaikan, termasuk dengan Obama. Saya kan blak-blakan sampai mereka
kaget. Saya mintanya kan to the poin nggak belok-belok," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar