JAKARTA - Rivalitas Polri-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berangsur pudar. Rencananya, Polri akan memberikan tambahan amunisi kepada KPK dengan mengirimkan penugasan 50 penyidik. Para penyidik dari kepolisian tersebut segera akan mengikuti seleksi KPK.
Wakapolri Komjen Badrodin Haiti
menuturkan, pihaknya memang menawarkan 50 penyidik pada KPK. Hal
tersebut sebagai bentuk dukungan Polri kepada KPK. "Kami siapkan banyak
penyidik biar kinerja KPK lebih baik," paparnya.
Bahkan, rencananya sesuai permintaan
KPK, 50 penyidik itu bukan penyidik Polri sembarangan. Komisi anti
rasuah meminta 50 penyidik dengan ranking teratas di Polri. "Ya mintanya
seperti itu. Tentu kami siapkan," jelasnya.
Kendati hubungan KPK-Polri menunjukkan
adanya perbaikan, namun tidak lantas kasus yang membelit 21 penyidik
(kasus izin kepemilikan senjata api) dan dua mantan pimpinan KPK
(Abraham Samad dan Bambang Widjojanto) berhenti. Badrodin kembali
menegaskan bahwa kasus yang terdapat unsur pidana tentu akan berlanjut.
"Kalau tidak ada unsur pidana, kami tentu akan menghentikannya," ujarnya.
Sementara Plt Ketua KPK Taufiqurachman
Ruki menjelaskan, walau 50 penyidik itu diambil dari penyidik dengan
peringkat teratas, tentu KPK tidak akan menerima begitu saja. Akan ada
seleksi dari KPK terhadap para penyidik tersebut. "Seleksi ini tentu
untuk mencari yang terbaik," jelasnya.
Bahkan, sebenarnya KPK juga bisa
menerima penyidik yang sama sekali belum berpengalaman, tapi memiliki
nilai yang tinggi. Nantinya, KPK sendiri yang akan mendidiknya menjadi
penyidik yang andal. "Kami memiliki metode pendidikan sendiri,"
terangnya.
Dengan kerjasama Polri-KPK tersebut,
diharapkan hubungan KPK-Polri semakin mesra dan tidak lagi terjadi
konflik. Untuk kasus yang menjerat pimpinan KPK dan 21 penyidik KPK itu,
karena merupakan ranah pidana, tentu KPK menyerahkannya ke Polri.
"Kasus ini bukan korupsi kan?" ujarnya. (idr/bay/sof)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar