Jpnn
JAKARTA - Omongan
Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan
untuk korban tsunami di Indonesia, memantik kecaman. Tidak hanya dari
Indonesia namun juga dari masyarakat Negeri Kangguru.
Pemimpin Partai Liberal Australia ini pun akhirnya mengakui kekeliruannya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)
mengatakan, usai ditelepon Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
untuk mengklarifikasi pernyataan perdana menteri, Abbott pun juga
meneleponnya untuk berkomunikasi secara langsung.
"Dia mengakui (pernyataannya) itu sebuah kekeliruan," ujarnya di Kantor Wapres kemarin (23/2).
Menurut JK, pernyataan Abbott yang
mengungkit-ungkit bantuan kemanusiaan senilai USD 1 miliar untuk korban
tsunami Aceh 2004 lalu memang tak elok. Karena itu, dia pun bisa
memaklumi jika masyarakat Indonesia bereaksi keras, bahkan sampai ada
gerakan untuk mengumpulkan koin sumbangan dan mengembalikannya ke
Australia. "Itu bentuk emosi masyarakat kita," katanya.
JK menyatakan, bantuan untuk korban
tsunami tidak hanya datang dari Australia, namun dari 56 negara di dunia
serta puluhan lembaga donor lain dan masyarakat. "Jadi kalau mereka
menganggap itu bukan bantuan kemanusiaan dan minta dikembalikan, kita
kembalikan," ucapnya.
Meski sudah berkomunikasi langsung
dengan perdana menteri dan menteri luar negeri Australia, JK mengaku
tidak ada tekanan dari mereka untuk membatalkan rencana eksekusi atas
dua warga Australia anggota Bali Nine yang terlibat jaringan narkoba.
"Mereka hanya mengatakan pandangan-pandangannya, tapi tidak ada komunikasi soal (pelaksanaan eksekusi)," ujarnya. (owi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar