Oleh :
Mohammad Adam
VIVA.co.id - Seorang ibu bernama Beverley Neal di
Melbourne, Australia, yang telah kehilangan putrinya yang masih remaja
karena overdosis heroin, dengan lantang menyerukan harapannya agar
Pemerintah RI melaksanakan hukuman mati terhadap Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran, yang merupakan dua orang terpidana kasus Bali Nine.
Seperti
diberitakan laman news.com.au, Sabtu 21 November 2015, Neal menentang
dukungan publik Australia terhadap duo Bali Nine tersebut.
Perdana
Menteri Australia, Tony Abbot, dan Menteri Luar Negeri Australia, Julia
Bishop, telah mengutuk Indonesia atas rencana eksekusi hukuman mati
terhadap dua orang yang telah terbukti bersalah dalam upaya melakukan
penyelundupan 8,2 kilogram heroin tersebut.
Kemarahan masyarakat
Australia bahkan diwujudkan dalam kampanye media sosial bertajuk "boikot
Bali" sebagai bentuk protes terhadap upaya penegakan hukum di Indonesia
terhadap dua gembong mafia narkoba itu.
Namun, Neal menyatakan
ia berdoa agar dua pelaku kriminal itu dieksekusi. "Mereka ini adalah
penjahat yang dipuja seperti pahlawan. Siapa yang tahu berapa banyak
kehidupan lainnya akan hilang jika mereka tidak tertangkap di Bali,"
ujar Neal.
Neal mengatakan bahwa ia masih merasakan duka setiap
hari atas kematian putrinya, Jennifer Neal, yang meninggal karena
overdosis heroin saat usia 17 tahun.
"Duka ini saya rasakan selama 18 tahun, tiga bulan, dan 20 hari," kata Neal.
Ia
mengenang Jennifer sebagai gadis yang sangat cerdas, cantik, dan baru
memasuki tahun pertama kuliahnya di bidang bisnis. Ia menyesalkan
putrinya terpengaruh pergaulan buruk sehingga kecanduan obat-obatan
terlarang.
"Mereka mencoba untuk membuat dia kecanduan," kata Neal.
Menurut
dia, orangtua Chan dan Sukumaran lebih beruntung. "Mereka bisa memeluk
anak-anak mereka, berbicara dengan mereka, dan mengucapkan selamat
tinggal. Saya tidak ada kesempatan melakukan itu," kata Neal.
Namun,
ia tetap tidak pernah bisa memberikan simpati kepada Chan maupun
Sukumaran meskipun keduanya telah menjalani masa rehabilitasi dan
bekerja dengan narapidana lain selama di penjara di Kerobokan, Bali.
"Pengedar
dan pedagang narkoba ini adalah penjahat kejam. Saya berharap kita
memiliki hukum yang sama di Australia untuk penanganan yang benar
terhadap mereka. Jika kita melakukan hal itu (hukuman mati) di sini,
kita tidak akan memiliki masalah," kata Neal.
Neal merasa
terdorong untuk menyuarakan dukungannya terhadap eksekusi hukuman mati
ini atas nama ribuan orangtua di Australia yang mengalami kisah
kehilangan yang sama dengannya.
"Ini masalah yang mengerikan dan
memuakkan saya bahwa Perdana Menteri (Abbott) sedang berusaha untuk
menggertak Indonesia. Tiga bulan lalu dia mengatakan kita harus
menghormati hukum Indonesia. Sekarang dia hanya mengatakan apa yang dia
pikir masyarakat mau mendengarnya," kata Neal. (one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar