Jakarta - Rupanya pernyataan kontroversial Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott yang mengaitkan bantuan Tsunami Aceh dengan eksekusi mati dua terpidana gembong narkoba Bali Nine berbuntut panjang. Masyarakat Indonesia pun meresponnya dengan cara mengumpulkan koin untuk Australia.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa respon yang dimulai dari warga Aceh itu sangat wajar terjadi. Hal itu merupakan cara publik yang merasa sakit hati.
"Itu bisa dibenarkan sebagai ungkapan publik kita yang merasa disakiti dan bentuk ketersinggungan dengan ucapan Abbott," kata Hikmahanto ketika berbincang, Minggu (22/2/2015) malam.
Hikmahanto menyebut ungkapan 'Koin untuk Australia' itu juga sekaligus untuk menyindir PM Abbott untuk menjaga tutur katanya sebagai pejabat. Pernyataan Abbott soal bantuan Tsunami Aceh itu memang mencuat di saat isu pelaksanaan eksekusi mati 2 WN Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran sedang gencar-gencarnya.
"Publik wajar menunjukkan perasaannya agar pejabat di Australia sekelas Perdana Menteri hati-hati dalam menyampaikan pendapat," sambung Hikmahanto.
Respon 'Koin untuk Australia' itu disuarakan oleh warga Aceh dan mulai marak di media sosial. Bahkan salah satu harian terkemuka di Inggris, The Guardian juga ikut memberitakan aksi pengumpulan dana yang sebetulnya mengkritik Abbott ini. Kemarahan warga Aceh dilampiaskan di twitter dengan menuliskan hashtag #KoinUntukAustralia dan me-mention akun pribadi PM Tony Abbott.
Selain itu pada Minggu (22/2) pagi ada pula kelompok yang menamakan sebagai Koalisi Pro Indonesia yang menggelar spanduk dengan mengumpulkan koin di Bundaran HI saat Car Free Day. Mereka mengumpulkan koin untuk mengganti bantuan tsunami dari Australia sekaligus menyindir ucapan PM Abbott.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar