BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 30 Oktober 2012

Presiden: DPR Jangan Suka Bintangi APBN

INILAH.COM, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui adanya keterlambatan implementasi APBN (anggaran penerimaan dan belanja negara). Hal itu tidak selalu penyebabnya adalah pemangku anggaran.

Presiden menilai DPR kerap menghambat implementasi APBN dengan memberi tanda bintang di berkas pencairan APBN, yang berarti pencairan dana itu ditunda karena DPR belum menyetujui.

"Kita mendengar istilah dibintangi di DPR maupun juga di Kementerian Keuangan. Mari ke depan ini di satu sisi semua kementerian, lembaga, benar-benar siap untuk mengalirkan anggaran. Tidak perlu dibintangi, tetapi sekaligus ketika sudah siap semua ya jangan dibintangi. Dengan demikian akan mengalir dan sampai kepada sasaran yang hendak kita capai," ujarnya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sebelum lepas landas menuju London, Inggris, Selasa (30/10/2012).

Presiden berharap tidak terjadi keterlambatan implementasi APBN di seluruh pos anggaran, sampai berakhirnya batas waktu penggunaan akhir tahun ini. "Tentu kita tidak ingin ada keterlambatan aliran atau penggunaan APBN karena kehilangan momentum kita, karena bisa tidak tercapai sasaran yang telah kita rumuskan baik-baik pada tahun berjalan itu," katanya.

Proses pembahasan APBN yang panjang di pemerintahan, yakni antara pemerintah pusat dengan pemerintah darah telah memiliki target penggunaan anggaran yang jelas melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Sehingga DPR diharapkan tidak menghambat proses implementasi APBN.

"Proses untuk sampai ke APBN juga panjang, atas-bawah, bawah-atas, dalam arti dari pusat ke daerah, daerah ke pusat, termasuk Musrembangnas dan lain-lain. Sudah kita pikirkan masaka-masak mengalir dari RKP, mengalir dari prioritas dan agenda, oleh karena itu pada saat pembahasan di DPR sbagaimana yang kita lakukan slama ini, kita juga ingin itu tetap pada yang kita rumuskan selama ini," katanya. [rok]

Tidak ada komentar: