BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 29 Oktober 2012

Soal Transparansi Anggaran MA, ICW: Kalau Bersih Kenapa Takut Diaudit?

Rivki - detikNews

Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai porsi kerja hakim agung di Mahkamah Agung (MA) lebih berat dari pada PNS di lembaga tersebut. Untuk itu, ICW menilai wajar jika hakim agung menjadi warga kelas pertama dalam lembaga peradilan tertinggi di Indonesia tersebut.

"Kerja hakim agung kan lebih berat daripada pegawai negeri nya sendiri. Menurut saya itu sah-sah saja jika hakim agung minta dibegitukan," kata pengamat divisi hukum ICW Emerson Junto, saat dihubungi detikcom, Senin (29/10/2012).

Emerson meminta agar anggaran fasilitas para hakim agung dievaluasi. Hal itu diperlukan guna mencegah kesenjangan antara hakim agung dengan pegawai negeri MA. Jika tidak diberlakukan, nantinya akan membuat kinerja MA menjadi tidak bagus.

"Kalau ada rasa iri seperti itu kan nantinya tidak bagus. Jadi saya sarankan untuk evaluasi menyeluruh," ungkapnya.

Terkait permintaan audit lembaga MA, Emerson sangat mendukung langkah tersebut. Dia mengatakan agar MA tidak perlu takut untuk melakukan audit secara transparan. Justru hal itu dapat membuat citra MA menjadi positif di mata publik.

"Audit itu kan hal yang standar di tiap lembaga. Kalau MA bersih kenapa harus takut?" ujar Emerson

Seperti diketahui, Sekretaris MA Nurhadi, naik pitam saat dibilang tidak transparan mengelola anggaran MA oleh hakim agung Prof Gayus Lumbuun. "Kesan di MA yaitu para hakim agung adalah penghuni kelas dua di bawah PNS-PNS eselon I dan eselon II. Bahkan staf biasa memegang peran penting administrasi dan keuangan di MA," kata Gayus saat dikonfirmasi detikcom pagi ini.

Apa kata Nurhadi saat itu?

"Saya nggak pernah takut sama siapa pun, karena saya clean. Saya nggak peduli, saya labrak betul (Gayus Lumbuun) karena saya clean. Saya jamin satu rupiah pun saya tidak punya pikiran untuk main-main terutama dalam anggaran. Kalau eselon I ketahuan (korupsi) sama saya, saya amputasi," kata Nurhadi saat ditemui wartawan di ruang kerjanya.

Djoko sendiri memaklumi reaksi Nurhadi. Menurut Djoko, wajar Sekretaris MA emosi karena difitnah Gayus.

"Yah kalau sudah menyinggung masalah perasaan orang, bisa berkelahi itu. Berarti hakim agungnya nggak bener kan. Masa sekretaris berani melawan hakim agung," tegas Djoko.

Tidak ada komentar: