BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 26 September 2013

BK Menggantang Asap Pengaduan Imam Anshori

Oleh: R Ferdian Andi R

INILAH.COM, Jakarta - Kehadiran anggota Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori Saleh memenuhi undangan Badan Kehormatan (BK) DPR RI tidak memunculkan informasi baru dari bekas politikus PKB itu. Justru potensi konflik baru antara DPR dan KY. BK pun menggantang asap Imam Anshori Saleh.
Ketua BK DPR RI Trimedya Pandjaitan mengaku kecewa dengan penjelasan komisioner Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh. Menurut Trimedya, tidak ada hal yang baru yang disampaikan Imam. "Kita sudah responsif undang Pak Imam. Harapan kami bisa jadi pintu masuk ternyata tak seperti yang kami harapkan. Kami kecewa terhadap Pak Imam," ujar Trimedya kepada wartawan usai bertemu dengan Imam Anshori Saleh di ruang BK DPR RI, Rabu (25/9/2013).
Menurut Trimedya, dari 16 poin yang disampaikan Imam Anshori, di hadapan tujuh anggota BK DPR hanya satu poin yang benar-benar baru. "Yang baru hanya informasi tentang dia diundang ke restoran di Plaza Senayan, Jakarta. Selebihnya tidak ada yang baru," ungkap Trimedya.
Ia menyebutkan angka Rp1,4 miliar yang mencuat di media, hanyalah hasil asumsinya sendiri. Angka tersebut muncul, kata Trimedya, karena Imam ditawari uang sebesar Rp200 juta dan dikalikan tujuh komisioner KY sehingga memyimpulkan angka Rp1,4 miliar.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 50 menit tersebut, BK DPR telah menjamin informasi yang ia sampaikan di hadapan BK tidak akan keluar dikonsumsi publik. Namun Imam bersikukuh tidak mau menyampaikannya secara detil ihwal upaya suap yang dilakukan oknum anggota DPR RI itu.
"Padahal saya sudah tawarkan bagaimana yang dengar anggota BK DPR, staf dan tenaga ahli meninggalkan ruangan. Kalau ada informasi yang keluar, kami bertujuh yang bertanggungjawab," tegas Trimedya.
Dalam kesempatan tersebut, politikus PDI Perjuangan ini menganggap, Imam Anshori Saleh telah mencemarkan nama baik DPR. Pihaknya telah meminta Tenaga Ahli BK untuk membuat kajian tentang langkah yang bisa diambil BK DPR terhadap Imam Anshori Saleh. "Karena dia sudah mencemarkan nama baik DPR," tegas Trimedya.
Sementara Imam Anshori Saleh usai bertemu dengan BK DPR mengatakan dirinya tidak memberi apapun kepada BK DPR. Ia juga mengaku tidak menyebut nama anggota Komisi III DPR termasuk dari fraksi mana yang menawarkan sejumlah uang untuk meloloskan salah satu calon hakim agung. "Tidak menyebut nama. Jadi cuma ceritanya saja," ujar Imam.
Imam mengaku urung menyampaikan secara detil ihwal oknum anggota DPR yang menawarkan sejumlah uang karena jaminan dari BK dalam pandangan Imam tidak jelas. "Saya masih ragu apakah tidak sampai pada publik dan tidak sampai pada orang (oknum DPR), apakah BK bisa menjamin ada tindakan hukum kepada orang itu? tidak ada," sebut Imam.
Menurut dia, pertemuan dirinya dengan oknum anggota DPR RI di restoran di sebuah mall di Jakarta Selatan bukanlah bukti. Menurut dia, satu orang saksi saja tidak bisa disebut bukti. "Apalagi yang tidak ada saksinya," tegas Imam.
Dalam kesempatan tersebut, Imam juga memastikan informasi yang ia sampaikan bukanlah isapan jempol. Buktinya, kata Imam, saat informasi tersebut disampaikan kepada Komisi Yudisial, nama yang diusulkan oknum anggota DPR tidak terpilih dalam seleksi di KY. "KY percaya dengan omongan saya. Kalau gak percaya, hakim itu gak akan digugurkan," tukas Imam.
Imam mengaku, karena aksi diamnya terebut, anggota BK DPR mengancam untuk memperkarakan dirinya ke jalur hukum. Imam dituding tidak menghormati BK DPR."Padahal saya sudah datang dengan baik. Silakan saja kalau ke pengadilan," seloroh Imam.
Dalam kesempatan tersebut, Imam juga berharap, kehadirannya di BK DPR dapat memberi dampak positif bagi DPR dengan melakukan perubahan di internalnya. "Saya berharap DPR melakukan pembenahan," tandas orang dekat Presiden KH Abdurrahman Wahid ini. [mdr]

Tidak ada komentar: