BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 29 September 2013

Jadi Kapolri, Sutarman Dinilai Mampu Memperbaiki Hubungan Polri-KPK

Nur Khafifah - detikNews

Jakarta - Komjen Sutarman telah resmi diajukan sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden SBY ke DPR. Selama menjadi Kabareskrim, ada beberapa kasus yang melibatkan Polri dan KPK terjebak pada hubungan yang panas.

Namun menurut anggota Kompolnas Hamidah Abdurahman, situasi yang pernah memanas tersebut tidak akan berdampak panjang. Ia menilai itu hanya situasional belaka.

"Saya kira itu hanya situasional pada saat itu, nggak akan berkembang ke situ (konflik Polri dengan KPK)," ujarnya saat berbincang dengan detikcom, Minggu (29/9/2013).

Sutarman dinilai memiliki pengalaman, kapasitas, integritas dan senioritas yang memadai. Sehingga situasi memanas dengan KPK tersebut diyakini akan dapat teratasi. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah Sutarman yang lebih berat jika dilantik menjadi Kapolri nanti.

"Pekerjaan rumah Pak Tarman jika nanti dilantik cukup banyak. Seperti kasus korupsi yang belum selesai serta penembakan polisi yang belum terungkap," katanya.

Kesan bahwa kepolisian selalu menutup-nutupi anggotanya jika terlibat kasus pidana juga masih melekat. Sutarman diharapkan mampu melepas kesan yang justru bertentangan dengan tugas kepolisian tersebut.

"Mungkin nanti harus ditegaskan kembali supaya ada efek jera bagi para anggotanya," kata Hamidah.

Sutarman juga diharapkan dapat mewujudkan komitmen polisi untuk bekerja dan melayani masyarakat lebih baik lagi. Namun penegakan hukum tidak hanya berada di tangan Kapolri. Diharapkan tim yang berada di bawahnya juga mampu bekerjasama secara optimal.

"Karena penegakan hukum tidak hanya di 1 tangan. Banyak satuan seperti Polsek, Polres, Polda hingga direktur. Mungkin sistem ini harus menjadi perhatian untuk dievaluasi," tutupnya.

Tidak ada komentar: