BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 13 Agustus 2014

Novela, Saksi Prabowo-Hatta yang Sukses Beri 'Warna Lain' di Sidang MK

Ikhwanul Khabibi - detikNews

Jakarta - Pada persidangan lanjutan sengketa Pilpres yang digelar pada Selasa (12/8/2014), kubu Prabowo-Hatta sebagai pihak pemohon menghadirkan 25 saksi, salah satunya Novela Nawipa. Dengan segala 'keunikannya' Novela sukses memberi warna lain dalam sidang yang selama ini terkesan tegang.

Novela memberikan keterangan di depan majelis hakim konstitusi dengan gaya ceplas-ceplosnya. Tak jarang, celotehan Novela mengundang gelak tawa seisi ruang sidang, tak terkecuali hakim. Namun, hakim juga dibuat pusing dengan ulah Novela.

Berikut tingkah laku Novela yang berhasil memberi warna lain di persidangan di MK :

1.Beri Keterangan dengan Nada Kesal
Saksi Prabowo-Hatta asal Papua, Novela Nawipa yang kesaksiannya mengundang tawa di sidang MK kesal saat ditanya oleh pihak terkait yaitu tim Jokowi-JK. Novela merasa pihak terkait mencari-cari kesalahan dirinya.

"Saudara katakan warga Awaputu, sebagai warga di situ ada berapa suku?" tanya kuasa hukum Jokow-JK Taufik Basari dalam sidang di gedung MK Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (12/8/2014).

"Paniai itu suku, suku Mei. Hanya satu suku," jawab saksi Novela Nawipa dengan suara agak keras dan mengundang tawa.

"Kenal kepala suku?" lanjut Taufik.

"Kenal bagaimana terlalu banyak," jawabnya.

"To the point saja, yang jelas saja jangan cari-cari kesalahan..!" lanjut Novela kesal namun mengundang tawa.

"Adek...Sabar sedikit adek..." kata hakim Patrialis menengahi sambil tersenyum.

2. Celetukan-celetukan yang Bikin Seisi Ruang Sidang Tertawa
Berbatik khas Papua, Selasa (12/8/2014), Novela tampil penuh percaya diri di persidangan yang dipimpin oleh hakim Hamdan Zoelva tersebut. Wanita asal Kampung Awaputu, Kabupaten Doiyai, Papua, itu membawa misi untuk menyampaikan keterangan bahwa tak ada gelaran Pilpres di kampungnya.

Informasi dari Novela jelas mengundang sejumlah pertanyaan dari hakim konstitusi dan pihak KPU, termasuk pihak terkait dari kuasa hukum Jokowi-JK. Namun jawabannya yang dibumbui nada tinggi, membuat seisi ruangan tertawa. Kubu Prabowo-Hatta pun tak kuasa menahan senyumnya.

Misalnya, saat ditanya oleh hakim Patrialis Akbar. Dia menanyakan bagaimana suasana di distrik saat itu. Mendengar itu Novela dengan spontan menyemprot Patrialis.

"Jangan tanya ke saya karena saya juga masyarakat, tanyanya ke penyelenggara pemilu!" cetusnya.

Mendengar itu, Patrialis menanggapi santai. "Nggak apa-apa saya suka gaya-gaya Anda seperti ini. Lanjutkan terus ya. Ini gaya Kartini masa kini," ujar Patrialis sambil tersenyum.

Novela pun balas tersenyum. Ia mengatakan tidak ada komunikasi dengan siapa pun. Kejadian lucu pun terjadi saat hakim Arief Hidayat menanyakan berapa jarak antara desa dengan distriknya

"300 kilometer!" kata perempuan yang mengenakan baju batik berwarna cokelat ini spontan.

Sontak saja jawaban itu langsung membuat hakim Arief terbelalak. Sadar akan kesalahannya, Novela langsung buru-buru meralat pernyataannya.

"30 kilometer, eh 300 meter. Saya manusia Pak, pasti punya salah nggak apa-apa," ucap Novela sambil tertawa.

Para hakim yang mendengar celotehan itu pun langsung tertawa.

3. Bikin Hakim Kacau
Para hakim yang mendengar celotehan Novela tak bisa menahan tawa. Dalam suasana yang cair itu, Hakim Arief kembali mencoba bertanya apakah Novila sebagai saksi mandat distrik mengetahui ada kegiatan lain di distrik lainnya dengan jarak yang tak terlalu jauh itu.

"Saya tidak mau bicara kampung lain. Saya maunya di kampung saya," katanya.

Bingung mau bertanya apa lagi, Hakim Arief pun memutuskan untuk menyudahi sesi tanya jawab ini.

"Saya bisa kacau," celetuknya sambil geleng-geleng kepala tertawa.

"Ya Bapak kacau saya, juga bisa kacau," tutup Novela. Tak urung kesaksian Novela melahirkan tawa seisi ruang sidang.

4. Novela Ternyata Seorang Direktur dan Ketua DPC Gerindra
Novela Nawipa mencuri perhatian majelis hakim konstitusi dan seluruh hadirin yang menyaksikan sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Ketegasan jawabannya mengundang tawa. Bagaimana profilnya?

Usai bersaksi di MK, Selasa (12/8/2014), sejumlah wartawan berusaha mencarinya untuk wawancara. Namun Novela sudah tidak ada. Lalu, ada informasi dari salah satu pembaca terkait sosok Novela di media sosial.

Dalam laman facebook-nya, Novela tercatat sebagai ketua DPC Gerindra. Tak disebutkan dari wilayah mana, tapi di kesaksian di MK, Novela mengaku sebagai saksi mandat dari Kampung Awaputu, Kabupaten Doiyai, Papua.

Masih dari data facebook, Novela juga tercatat sebagai Direktris di CV Iyobai. Dia juga pernah berkuliah di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura dan sekolah di SMU Negeri 1 Sentani, Papua.



Tidak ada komentar: