BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 15 Agustus 2014

Jimly Nilai Bawaslu dan KPU Hilangkan Hak Pilih

Oleh: Dedy Helsyanto

INILAHCOM, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Assdiddiqie menyayangkan sikap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menghilangkan suara pemilih di dua distrik Papua, Mafia Barat dan Mafia Tengah.

Hal itu menaggapi penjelasan pimpinan Bawaslu Nasrullah, tentang pemilihan di daerah tersebut.

Nasrullah menjelaskan bahwa, penghilangan suara akibat kecurangan didua daerah itu karena suara nol yang diperoleh kubu Prabow-Hatta, sedangkan suara Jokowi-JK seratus persen sebanyak kurang lebih 18.000 suara.

"Pemilihan susulan tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu, maka itu Bawaslu dan KPU mengambil keputusan untuk membuat nol suara Prabowo-Hatta. Sebenarnya bukan hanya suara Prabowo-Hatta saja, tapi juga Jokowi-JK," kata Nasrullah di sela-sela sidang DKPP di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014) malam.

Mendengar hal itu, dengan raut wajah sedikit bingung, pemimpin sidang DKPP, Jimly Assidiqe mengatakan rekoemndasi Bawaslu itu memiliki resiko besar.

"Membuat suara nol berdasarkan kesepakatan bisa saja jadi solusi. Namun masalahnya ada pada hak pilih yang hilang," kata Jimly.

"Besok kita dengarkan keterangan saksi ahli untuk penjelasan ini," tandas bekas ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini. [fad]

Tidak ada komentar: