BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 19 Agustus 2014

Presiden SBY: dukunglah pemimpin yang akan datang

Pewarta: M Razi Rahman

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan berbagai pihak untuk dapat mendukung pemimpin baru dan pemerintahan mendatang agar secara bersama-sama dapat memajukan Republik Indonesia.

"Dukunglah pemimpin yang akan datang untuk memajukan bangsa ini," kata SBY dalam acara Silaturahim Presiden RI di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Senin malam.

Dalam acara Silaturahim Presiden dihadiri antara lain oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Pasukan Kehormatan Taruna Akademi TNI dan Akpol, Paduan Suara dan Orkestra Gita Bahana Nusantara.

Selain itu juga dihadiri banyak warga yang menjadi Teladan Nasional serta Juri dan Pemenang Lomba Fotografi Indonesia 2014.

Menurut Presiden, para Teladan Nasional sebetulnya adalah pahlawan pembangunan sehingga diharapkan akan lebih banyak lagi yang berprestasi dan menjadi teladan agar Indonesia cepat menjadi negara yang maju, aman, damai, serta makmur dan sejahtera.

SBY mengingatkan bahwa Indonesia telah merdeka selama 69 tahun sehingga 31 tahun lagi akan memasuki perayaan Hari Kemerdekaan ke-100 atau berarti sudah 1 abad merdeka.

"Kita memohon kepada Allah SWT sambil bekerja sekuat tenaga dan bersama-sama membangun serta memajukan agar pada 2045 Indonesia yg kita cintai benar-benar menjadi negara yang maju, kuat, dan sejahtera," katanya.

SBY mengutarakan harapannya agar ada di antara para pemuda yang hadir dalam acara silaturahim tersebut dapat tampil sebagai presiden atau wakil presiden RI di masa mendatang.

Presiden Yudhoyono mengingatkan, untuk menjadi pemimpin di mana pun maka seseorang harus mau berjuang bekerja keras dan mau berkorban serta memiliki semangat dan tekad untuk berbuat yang terbaik bagi negerinya.

"Menjadi pemimpin yang berhasil tidak mungkin tiba-tiba datang begitu saja, tetapi mereka yang memiliki tekad yang membaja, berikhtiar dan bekerja keras meraih cita-cita," tutur beliau.

SBY mengemukakan di antara para peserta silaturahim berbeda-beda dari sisi agama, etnis, daerah asal, bahasa serta budaya dan adat istiadat.

"Tetapi saya yakin meskipun berbeda-beda, kita satu," kata Presiden Yudhoyono sambil mengingatkan petuah "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh".

SBY menegaskan, bila Indonesia ingin menjadi negara yang maju dan kuat maka di antara masyarakatnya harus rukun dan bersatu serta tidak bolehh berpecah-belah.

Ia mengingatkan bahwa membangun negara tidaklah semudah membalik telapak tangan dan merupakan hasil kesinambungan dari kerja dan upaya pemerintahan sebelumnya mulai dari Preiden Soekarno hingga saat ini dan akan diteruskan oleh presiden selanjutnya.

"Banyak yang sudah kita capai bersama tapi tidak sedikit yang belum dapat kita capai karena beginilah kodrat pembangunan dan hakikat kehidupan harus selalu dibangun dan diperbaiki," ujar Presiden.

Untuk itu, ucap SBY, berbagai pihak harus membantu pemimpin dan pemerintah yang baru agar dapat sukses dalam menjalankan roda pemerintahan pada masa mendatang.

Presiden juga mengucapkan permintaan maaf bila sekiranya terdapat kekhilafan di saat dia memimpin pemerintahan Republik Indonesia.

"Untuk memajukan kehidupan rakyat kita tidak ada resep ajaib dan cara-cara yang instan. Untuk membawa Indonesia ke masa depan yg maju damai dan sejahtera diperlukan kerja keras kita semua," kata SBY.

Tidak ada komentar: