Sangatta (ANTARA
News) - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas) kini berhasil menanam 12 juta bibit pohon mangrove yang tersebar
di berbagai daerah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.
"Ini bentuk dukungan kami terhadap Gerakan Tanam 1 Miliar Pohon
yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa tahun
lalu," ujar Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP
Migas) R. Priyono saat dihubungi dari Sangata, Selasa.
Priyono melalui melalui Kepala BP Migas Perwakilan Wilayah
Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul), Ngatijan menjelaskan bahwa
keberhasilan itu berkat kerja sama pihaknya dengan Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (KKKS).
KKKS itu antara lain PT.Pertamina EP, PT.VICO Indonesia, PT.
Medco, dan PT.Chevron Pacific Indonesia. "Sudah tentu keberhasilan ini
karena keterlibatan semua pihak pemangku kepentingan," katanya.
Presiden telah mencanangkan Gerakan Tanam 1 Mliar Pohon di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat pada 28 November 2010.
"Sekitar tujuh puluh persen dari total 12 juta mangrove itu
ditanam di kawasan pantai Kalimantan dan tiga puluh persen ditanam di
Pulau Sulawesi," ujarnya.
Khusus di Kalimantan Timur, gerakan menanam mangrove itu dimotori
oleh dua perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut, yakni PT Total
dan Cevron.
Sedangkan Pertamina EP dan KKKS lainnya selain menanam mangrove
juga menanam pohon keras dan bermanfaat, antara lain kayu ulin, kapur,
dan gaharu.
Penanaman mangrove dan pohon berbagai jenis yang dilakukan dengan
melibatkan pemerintah dan masyarakat serta LSM, pada Peringatan HUT BP
Migas da KKKS maupun pada hari-hari di bidang lingkungan hidup.
"Kami aktif menanam pada HUT BP Migas dan Pertamina dan juga pada
peringatan lingkungan hidup lainnya, seperti, Hari Bumi, Hari
Keanekaragaman Hayati, Hari Pencanangan Gerakan Satu Miliar Poho, Hari
Air, Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Hari Ozon Internasional,"
katanya.
BP Migas memilih mangrove karena memiliki peran dan fungsi antara
lain untuk melindungi pantai dari erosi dan abrasi pantai, mencegah
intrusi air laut.
Selain itu, katanya sebagai tempat hidup dan berkembang biak
berbagai satwa liar seperti ikan, udang, kepiting, burung, monyet, dsb.
"Mangrove juga memiliki potensi edukasi dan wisata serta mitigasi
perubahan iklim melalui penyerapan CO2 dari udara," katanya.
BP Migas dan KKKS setiap tahunnya mengeluarkan dana Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility)
dalam jumlah besar untuk kegiatan menanama ribuan mangrove dan jenis
bibit pohon yang lain sebagai bentuk keperdulian akan lingkungan.
Ngatijan tidak menyebut besaran anggaran yang dialokasikan untuk
program lingkungan hidup namun ia menyebut jumlahnya lumayan signifikan.
(KR-ADI/I014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar