Jakarta (ANTARA
News) - Suksesi atau pergantian kepemimpinan Kepala Badan Pertanahan
Nasional (BPN) diharapkan mampu membawa perubahan serta mampu menata
institusi BPN secara keseluruhan.
"Kepala BPN baru harus mampu
membersihkan institusinya karena rawan terjadi permainan soal tanah,"
kata anggota Komisi II DPR RI, Abdul Malik Haramain kepada ANTARA News,
Jakarta, Rabu.
Menurut dia, BPN merupakan lembaga strategis namun sering
terjadi permasalahan dan tak mampu diselesaikan dengan baik dan tuntas.
"BPN memiliki banyak masalah yang krusial seperti kinerja,
upaya sertifikasi tanah tidak menunjukkan hasil yang baik dan tak mampu
dituntaskan," kata dia.
Oleh karena itu, kata politisi PKB itu berharap, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mampu memilih Kepala BPN yang bisa menuntaskan segala
permasalahan yang ada.
"Presiden SBY diharapkan
mempertimbangkan usulan Komisi II DPR RI dan pimpinan DPR RI yang
sepakat untuk mengevaluasi BPN berdasarkan kinerja," ujar Malik.
Komisi II DPR RI dan pimpinan DPR telah mengirim surat kepada
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar mengganti Kepala BPN, Joyo Winoto
karena kinerja dari Joyo Winoto tak sesuai harapan.
"Kita telah mengirim surat kepada Presiden agar mengganti Kepala
BPN. Salah satu faktornya adalah kinerja Joyo, dia selama menjabat
Kepala BPN, hanya beberapa kali hadir dalam rapat kerja dengan Komisi II
DPR RI," kata Malik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar