Prins David Saut - detikNews
Jakarta
Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia cukup pesat.
Namun pemerintah dinilai kurang memperhatikan industri penerbangan yang
bisa menjanjikan tersebut.
"Itu realita, itu terlihat sekali
banyak orang asing jadi pilot dan teknisi. Ini berbahaya, nanti tenaga
muda kita tidak tersalur dan manajemen industri penerbangan nantinya
tidak mudah sesuai keinginan pemerintah. Karena tenaganya berasal dari
negara luar," kata pengamat transportasi udara, Chapy Hakim, pada
detikcom, Rabu (27/6/2012).
Menurut Chapy, kendala sedikitnya
sekolah penerbangan di Indonesia karena biaya operasional yang harus
ditanggung cukup besar tanpa bantuan pemerintah. Sehingga pemerintah
dinilai harus segera memberikan kemudahan pengadaan sekolah penerbangan.
"Yang
pertama harusnya bergerak itu pemerintah melalui Kemenhub harus bisa
merangsang pihak swasta memberikan kemudahan mengadakan sekolah
penerbangan. Karena saya dengar peminat banyak tapi pesawat latih tetap
ditarik pajak jadi itu salah satu orang tidak minat buka sekolah
penerbangan," terang Chapy.
Chapy mengingatkan pertumbuhan
industri penerbangan di Indonesia diikuti oleh pertumbuhan kesejahteraan
di Asia Pasifik. Sehingga jika tidak dimanfaatkan dengan baik,
Indonesia akan kehilangan kesempatan.
"Pertumbuhan kesejahteraan
sekarang pindah ke kawasan Asia Pasifik, sementara banyak infrastruktur
penerbangan kita belum dapat memenuhi tuntutan pertumbuhan yang terjadi.
Di area negara kita ini, bisa menjadi market yang menggiurkan sekarang.
Kalau kurang digunakan dengan baik, kita akan kehilangan momentum,"
ujar mantan Kepala Staff TNI Angkatan Udara tersebut.
Chapy
menyayangkan pemerintah kurang menanggapi serius pertumbuhan industri
penerbangan Indonesia. Padahal jika ada kebijakan strategis dari
pemerintah untuk industri ini, maka dapat menjanjikan banyaknya lapangan
pekerjaan.
"Karena tidak ada kebijakan pemerintah yang berpihak
pada pertumbuhan ini dan tidak diikuti kebijakan yang tepat. Hal ini
tampak dari infrastruktur dan SDM-nya yang kurang diperhatikan. Sekolah
penerbangan jika diperhatikan dengan baik, akan memberikan dampak yang
bagus, karena dapat membuka lahan pekerjaan yang cukup besar," tutup
Chapy.
Sebelumnya, pemerintah tengah berusaha untuk menambah
pilot, teknisi serta petugas Air Traffic Control (ATC). Penambahan ini
untuk mendukung kebutuhan pilot dan ATC yang semakin mendesak. Indonesia
sendiri hanya punya 13 sekolah khusus pilot, ada juga 18 sekolah umum
namun masih berkaitan dengan dunia penerbangan. Padahal untuk mendukung
kebijakan ASEAN Open Sky 2015, Indonesia perlu 4 ribu pilot, 7.500
teknisi dan 1.000 petugas ATC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar