Fajar Pratama - detikNews
Sorong
Menteri Pemberdayaan Desa Tertinggal (PDT) Helmy Faishal
pernah terkatung-katung di Samudra Pasifik selama beberapa saat ketika
tengah melakukan kunjungan kerja ke daerah terpencil. Cerita semacam itu
kini tak lagi ada, karena sang menteri telah dipinjami kapal perang
oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparno.
Seperti
pernah diberitakan detikcom pada Agustus 2011, Menteri Helmy yang pada
saat itu melakukan kunjungan di Morotai, speedboat yang ditumpangi Helmy
kehabisan bahan bakar sehingga terapung-apung di selat Moro. Kapal yang
ditumpangi sang menteri itu pun akhirnya harus ditarik kapal lain agar
dapat sampai ke pelabuhan Morotai.
Nah berita terkatung-katungnya
Helmy Faishal juga diikuti oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana
Soeparno. Saat keduanya bertemu di suatu kesempatan, Suparno menanyakan
perihal kegiatan Helmi dalam menjelajah daerah-daerah terpencil.
"Jadi
pak Suparno menanyakan, saya kalau pergi ke daerah-daerah naik kapal
apa. Saya jawab, saya naik kapal seadanya yang disediakan Pemda
Setempat," tutur Helmy.
"Lalu pak Suparno bilang, kalau bapak
perlu saya siap menyediakan kapal TNI untuk keperluan menjelajah daerah
terpencil. Sepertinya pak Suparno baca berita itu, karena pada saat itu
detikcom menulis mengenai menteri PDT yang terkatung-katung di lautan,"
sambung Helmy dalam sambutannya kepada peserta KPDT Expo 2012 'Jelajah
Raja Ampat' di atas KRI Banjarmasin dalam perjalanan dari Sorong menuju
Raja Ampat, Papua Barat.
Dan jadilah, Helmy Faishal akhirnya
dipinjami KRI Banjarmasin. Kru kapal ini telah menyiapkan tempat untuk
1.000 orang yang akan menghadiri Raja Ampat Expo 2012. Helmy mengatakan
dia akhirnya mengontak Suparno perihal akomodasi guna menyeberangi
Sorong-Raja Ampat.
"Ya akhirnya ini. Kementerian PDT dipinjami
kapal perang yang cukup besar ini. Saya belum pernah naik kapal perang
sebesar ini sebelumnya," ujar Helmy yang juga sempat mendatangi ruang
kendali kapal yang mampu mengangkut tiga helikopter tersebut.
Melaju
dengan kecepatan sedang, perjalanan dari Pelabuhan Sorong ke Raja Ampat
ditempuh dalam waktu empat jam. Beruntung cuaca pada Kamis (31/5) siang
itu cukup cerah. Menerjang ombak yang tidak begitu besar, KRI
Banjarmasin melaju di antara pulau-pulau yang lokasinya berada antara
Sorong dan Papua Barat.
Dengan ukuran kapal 125 x 22 meter, kapal
yang dibuat oleh PT PAL ini tentu saja tidak dapat merapat sampai ke
pelabuhan Sorong yang perairannya relatif dangkal. Sekitar 2 Km sebelum
bibir pelabuhan, KRI Banjarmasin buang jangkar. Menteri Helmy dan
rombongan lantas diangkut menggunakan dua sekoci secara bergantian.
KPDT
Expo 2012 dengan tema Jelajah Raja Ampat merupakan program yang
diselenggarakan oleh kementerian itu untuk mempromosikan potensi dari
suatu wilayah dengan kategori perekonomiannya masih tertinggal. Expo
akan dibuka pada Jumat (1/6/2012) di Waisai Raja Ampat dan keesokan
harinya dilanjutkan di kawasan Wayag. Sejumlah investor turut diundang
agar mereka melihat sendiri keindahan Raja Ampat khususnya di kawasan
Wayag yang sudah mendunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar