Jpnn
PONTIANAK
- Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat Jasman Panjaitan
menginstruksikan Kepala Kejaksaan Negeri untuk masuk ke sekolah-sekolah
menjadi pembina upacara setiap Senin pagi.
“Semua (Kajari) mendapat tugas tambahan. Tugasnya adalah menjadi pembina upacara setiap hari Senin di sekolah. Misinya yaitu menyampaikan tentang kejaksaan dan pencegahan tindak korupsi secara dini,” kata Jasman di Pontianak.
Menurut Jasman dengan adanya jaksa masuk sekolah diharapkan kiprah kejaksaan akan lebih dikenal masyarakat luas. Selain kejaksaan dituntut mampu memainkan peran dalam pencegahan tindak korupsi. Jadi seluruh Kajari sangat diharapkan memberikan pendidikan dini kepada para siswa sekolah. Menjelaskan tentang bahaya tindak korupsi, berikut upaya penyadaran untuk menjauhinya.
Kendati demikian Jasman tidak menampik rencana yang sudah disusun sebagai langkah panjang dalam pencegahan korupsi itu belum berjalan optimal. Kajari masih banyak tidak melaksanakan instruksi, untuk menjadi pembina upacara di sekolah. Karena itu semua akan dievaluasi.
Evaluasi tersebut, menurut Jasman, untuk melihat keseriusan para Kajari melaksanakan tanggungjawab yang sudah diberikan. Intensitasitas bertindak sebagai pembina ucapacara juga akan menjadi catatan sendiri. Kalau lebih sering berhalangan, tentu butuh penjelasan.
Tujuan lain kewajiban menjadi pembina upacara di sekolah, lanjut Jasman, supaya para Kajari setiap Senin pagi sudah berada di kantor. Bukan sebaliknya, menjadikan hari Senin justru saat untuk kembali bertolak liburan akhir pekan. Sehingga masuk kantor tidak tepat waktu.
Jasman menambahkan semua Kajari harus mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan kinerja. Salah satunya melalui program menjadi pembina upacara di sekolah. Lantaran kejaksaan kini harus menunjukkan kinerja, yakni mampu menuntaskan tindak pidana korupsi. Sementara penuntasan tersebut sangat membutuhkan dukungan segenap pihak. “Kejaksaan perlu dukungan masyarakat,” kata Jasman. (stm)
“Semua (Kajari) mendapat tugas tambahan. Tugasnya adalah menjadi pembina upacara setiap hari Senin di sekolah. Misinya yaitu menyampaikan tentang kejaksaan dan pencegahan tindak korupsi secara dini,” kata Jasman di Pontianak.
Menurut Jasman dengan adanya jaksa masuk sekolah diharapkan kiprah kejaksaan akan lebih dikenal masyarakat luas. Selain kejaksaan dituntut mampu memainkan peran dalam pencegahan tindak korupsi. Jadi seluruh Kajari sangat diharapkan memberikan pendidikan dini kepada para siswa sekolah. Menjelaskan tentang bahaya tindak korupsi, berikut upaya penyadaran untuk menjauhinya.
Kendati demikian Jasman tidak menampik rencana yang sudah disusun sebagai langkah panjang dalam pencegahan korupsi itu belum berjalan optimal. Kajari masih banyak tidak melaksanakan instruksi, untuk menjadi pembina upacara di sekolah. Karena itu semua akan dievaluasi.
Evaluasi tersebut, menurut Jasman, untuk melihat keseriusan para Kajari melaksanakan tanggungjawab yang sudah diberikan. Intensitasitas bertindak sebagai pembina ucapacara juga akan menjadi catatan sendiri. Kalau lebih sering berhalangan, tentu butuh penjelasan.
Tujuan lain kewajiban menjadi pembina upacara di sekolah, lanjut Jasman, supaya para Kajari setiap Senin pagi sudah berada di kantor. Bukan sebaliknya, menjadikan hari Senin justru saat untuk kembali bertolak liburan akhir pekan. Sehingga masuk kantor tidak tepat waktu.
Jasman menambahkan semua Kajari harus mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan kinerja. Salah satunya melalui program menjadi pembina upacara di sekolah. Lantaran kejaksaan kini harus menunjukkan kinerja, yakni mampu menuntaskan tindak pidana korupsi. Sementara penuntasan tersebut sangat membutuhkan dukungan segenap pihak. “Kejaksaan perlu dukungan masyarakat,” kata Jasman. (stm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar