Prins David Saut - detikNews
Jakarta
Ratusan juta rupiah untuk menjadi mahasiswa fakultas
kedokteran di perguruan tinggi negeri di Indonesia bukanlah kabar baru.
Namun, hal ini menjadi perhatian karena UU Badan Hukum Pendidikan telah
dicabut.
"Saya kira pemerintah harus mengambil lebih banyak
tindakan dan perhatian," kata pengamat pendidikan, Darmaningtyas, pada
detikcom, Jumat (15/6/2012).
Darmaningtyas menjelaskan fakultas
kedokteran seharusnya menjadi fakultas termurah di Indonesia.
Pertimbangannya adalah demi kemanusiaan dan pelayanan profesi dokter itu
sendiri.
"Seharusnya fakultas kedokteran tidak menjadi fakultas
termahal, tapi termurah. Kedokteran untuk kemanusiaan, jadi diharapkan
jadi dokter harus untuk pelayanan," harap Darmaningtyas.
Darmaningtyas
menyangsikan Universitas Jenderal Soedirman yang mengklaim biaya masuk
fakultas kedokterannya Rp. 0. Ia menduga biaya yang bisa disebut gratis
tersebut hanya untuk satu hingga dua calon mahasiswa.
"Yang Rp. 0 itu berapa persen? Dari mahasiswa kalau dari satu atau dua orang bisa saja," ujar Darmaningtyas.
Pria
yang berasal dari Yogyakarta ini juga mengkhawatirkan mahalnya biaya
fakultas kedokteran di Indonesia. Biaya yang mahal tidak menentukan
kapasitas kemampuan para calon dokter.
"Bahayanya yang diterima
fakultas kedokteran adalah orang-orang yang tidak punya kapasitas. Malah
ke depan bisa terjadi malpraktek," imbuh Darmaningtyas.
Pada
berita sebelumnya, Universitas Jenderal Soedirman mengklaim uang masuk
Rp 0 untuk fakultas kedokteran dan fakultas lainnya. Berikut kebijakan
kampus lain dalam menarik uang masuk kuliah seperti tercatat oleh
detikcom:
1. Universitas Diponegoro (Undip), Semarang
Untuk
jalur mandiri FK, dana sumbangan pengembangan manajemen pendidikan
(SPMP) mencapai Rp 125 juta. Sementara, Sumbangan Pengembangan Intitusi
(SPI) Rp 5 juta, Praktikum Responsi dan Kegiatan Perkuliahan (PRKP) dan
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) masing-masing Rp 2 juta.
2. Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta
Mahasiswa
Ilmu Kedokteran yang orang tuanya memiliki pendapatan kurang dari atau
sama dengan Rp 1 juta dibebaskan membayar Sumbangan Peningkatan Mutu
Akademik (SPMA). Mahasiswa yang penghasilan orang tuanya antara Rp 1
juta hingga Rp 2,5 juta maka diwajibkan membayar Rp 10 juta. Lalu
mahasiswa yang orang tuanya berpenghasilan Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta
harus membayar SPMA sebesar Rp 15 juta.
Sedangkan mahasiswa yang
orang tuanya memiliki pendapatan antara Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta
maka harus membayar SPMA sebesar 20 juta. Bagi yang orang tuanya sangat
mampu, ditandai dengan penghasilan lebih dari Rp 7,5 juta maka harus
membayar SPMA Rp 100 juta.
3. Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar
Unhas
menawarkan beragam jalur masuk ke jurusan favorit di FK . Mulai dari
jalur SNMPTN, undangan, hingga non-subsidi. Biayanya juga beragam, dari
Rp 600 ribu per semester hingga Rp 125 juta.
4. Institut Teknologi Bandung (ITB)
ITB
tidak membuka lagi jalur mandiri atau kelas khusus. 100 Persen
mahasiswa dan mahasiswi ITB direkrut dari jalur SNMPTN. Setelah lulus
tes, mereka akan dimintai kesanggupan membayar Rp 55 juta, tetapi bagi
mahasiswa tidak mampu bisa mendapat subsidi 100 persen.
5. Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat
UI mematok uang pangkal bagi FK sebesar Rp 25 juta dengan uang semester maksimal Rp 7,5 juta.
6. Universitas Riau
Selain
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kampus
Universitas Riau membuka jalur mandiri. Khusus FK, setiap calon
mahasiswa diwajibkan membayar Rp 125 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar