INILAH.COM, Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN)
memiliki asumsi penyebab makin maraknya terjadi aksi penembakan terhadap
warga sipil di kota Jayapura.
Beberapa waktu lalu, seorang warga sipil tewas setelah ditembak orang tak dikenal di sekitar kawasan Universitas Cendrawasih, Abepura Jayapura.
Kepala BIN, Marciano Norman mengatakan, maraknya aksi penembakan tersebut karena kelompok OPM yang sebelumnya hanya menjalankan aksinya di pegunungan, kini turun ke kota.
"Sebetulnya bukan masalahnya tidak terdeteksi di awal, memang sekarang ada perkembangan yang tadinya front politiknya berjuang di kota dan front bersenjatanya berjuang di hutan sekarang mereka menyatu sehingga ada pihak dari hutan yang tertarik ke dalam kota. Yang pastinya mereka ini adalah OPM," jelas Marciano, di jakarta, Senin (11/6/2012).
Marciano menjelaskan rangkaian kasus penembakan itu ada kaitannya dengan turunnya atau masuknya kelompok bersenjata yang selama ini bermain di luar, sekarang masuk ke kota. Kemudian mereka bersatu dengan kelompok yang memang menginginkan Papua mendapatkan perhatian dari dunia internasional.
"Yang mengharapkan Papua itu mendapatkan perhatian dari kelompok HAM internasional. Nah, itu mereka bersinergi untuk selalu membuat situasi di Jayapura khususnya menjadi seperti sekarang yang tentunya hal ini harus segera diatasi," katanya.
Hal ini, menurutnya harus segera diatasi. Dia berkomitmen masalah Papua ini harus segera diatasi sehingga memberikan keamanan pada masyarakat yang ada di Papua. Tetapi untuk mencapai itu masyarakat pun harus mendukung aparat keamanan memberi informasi yang mereka rasa mencurigakan atau hal-hal yang masyarakat anggap tidak biasa.
"Informasikan ke aparat keamanan sehingga dengan cara seperti itu masyarakatnya bersinergi dengan aparat keamanan. Dengan demikian mereka pasti akan dapat kita sisihkan," katanya.
Dia mengakui, bahwa intelijen yang ada pasti ada kekurangan. Namun, bukan berarti gerakan inteligen di lapangan tidak terkonsep.
"Aparat intelijen itu kalau kita mau cari kekurangannya pasti ada tapi kalau sampai tidak punya konsep dan tidak terkoordinir dengan baik itu tidak benar," bantahnya. [gus]
Beberapa waktu lalu, seorang warga sipil tewas setelah ditembak orang tak dikenal di sekitar kawasan Universitas Cendrawasih, Abepura Jayapura.
Kepala BIN, Marciano Norman mengatakan, maraknya aksi penembakan tersebut karena kelompok OPM yang sebelumnya hanya menjalankan aksinya di pegunungan, kini turun ke kota.
"Sebetulnya bukan masalahnya tidak terdeteksi di awal, memang sekarang ada perkembangan yang tadinya front politiknya berjuang di kota dan front bersenjatanya berjuang di hutan sekarang mereka menyatu sehingga ada pihak dari hutan yang tertarik ke dalam kota. Yang pastinya mereka ini adalah OPM," jelas Marciano, di jakarta, Senin (11/6/2012).
Marciano menjelaskan rangkaian kasus penembakan itu ada kaitannya dengan turunnya atau masuknya kelompok bersenjata yang selama ini bermain di luar, sekarang masuk ke kota. Kemudian mereka bersatu dengan kelompok yang memang menginginkan Papua mendapatkan perhatian dari dunia internasional.
"Yang mengharapkan Papua itu mendapatkan perhatian dari kelompok HAM internasional. Nah, itu mereka bersinergi untuk selalu membuat situasi di Jayapura khususnya menjadi seperti sekarang yang tentunya hal ini harus segera diatasi," katanya.
Hal ini, menurutnya harus segera diatasi. Dia berkomitmen masalah Papua ini harus segera diatasi sehingga memberikan keamanan pada masyarakat yang ada di Papua. Tetapi untuk mencapai itu masyarakat pun harus mendukung aparat keamanan memberi informasi yang mereka rasa mencurigakan atau hal-hal yang masyarakat anggap tidak biasa.
"Informasikan ke aparat keamanan sehingga dengan cara seperti itu masyarakatnya bersinergi dengan aparat keamanan. Dengan demikian mereka pasti akan dapat kita sisihkan," katanya.
Dia mengakui, bahwa intelijen yang ada pasti ada kekurangan. Namun, bukan berarti gerakan inteligen di lapangan tidak terkonsep.
"Aparat intelijen itu kalau kita mau cari kekurangannya pasti ada tapi kalau sampai tidak punya konsep dan tidak terkoordinir dengan baik itu tidak benar," bantahnya. [gus]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar