VIVAnews - Saat hari menjelang maghrib, puluhan pemuda
dan beberapa orang tua di Perum Bhakti Persada Indah (BPI), Ngaliyan,
Semarang, terlihat sibuk di jalan. Bukan kongko-kongko. Di tengah jalan
itu mereka mendirikan panggung untuk pertunjukkan wayang kulit.
Begitulah
cara warga di perkampungan IAIN Walisongo ini menyiapkan perayaan hari
lahirnya Pancasila, 1 Juni. "Ini adalah perayaan ketujuh secara
berturut-turut," kata seorang warga.
Ketua Panitia perayaan
Bambang Husodo mengatakan, sebenarnya perayaan ini merupakan salah satu
bentuk kampanye Pancasila. Kampanye ini dipandang perlu karena semakin
hari penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari semakin menipis.
Apalagi
saat ini mulai muncul gerakan antipluralisme. Padahal keberagaman dan
perbedaan hakekatnya adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. "Jadi
memaksakan kehendak seperti terjadi akhir-akhir ini merupakan
pengkhianatan terhadap religiusitas bangsa," kata Bambang.
Jika
Pancasila benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tak ada
penyapuan tempat hiburan dan pelarangan konser musik. Bambang merasa
pemerintah sepertinya melupakan kampanye Pancasila. "Jika kita lihat,
sangat sedikit anak-anak muda sekarang yang paham tentang sejarah
Pancasila."
Wayang kulit adalah salah satu kegiatan yang terus
digelar dalam perayaan kesaktian Pancasila. Sudah tujuh tahun
berturut-turut, mereka tak pernah absen. "Banyak anak-anak SD yang
menunggu momentum ini."
Dalam perayaan malam ini, warga
menampilkan Ki Ruspadi Guna Carito, dalang wayang kulit yang juga warga
setempat. Adapun lakon atau cerita yang ditampilkan adalah Antasena
Cancut.
Lakon tersebut menceritakan sepak terjang Antasena,
putera Bima dengan Dewi Nagagini yang gelisah menyaksikan perilaku para
pejabat negara Astina dan rakyatnya. Antasena berusaha mengembalikan
mereka ke jalur ideologi berbangsa yang mereka yakini.
Begitulah,
ternyata di tengah sunyi perayaan hari kesaktian Pancasila, masih ada
yang peduli. Meski itu berasal dari kampung kecil, berjarak 15 km dari
pusat kota Semarang. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar