Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon
menunjuk Mayor Jenderal (Mayjen) Imam Edy Mulyono sebagai komandan
pasukan PBB di Sahara Barat (Force Commander United Nations Mission for
the Referedum in Western Sahara).
"Penunjukan Mayjen Imam Edy
Mulyono didukung penuh dan disambut baik oleh seluruh anggota Dewan
Keamanan PBB, dan Pemerintah Maroko selaku host country
MINURSO," kata Wakil Tetap RI untuk PBB, Duta Besar Desra Percaya, dalam
keterangan pers yang diterima detikcom, Kamis (15/8/2013) pagi.
Penunjukan
tersebut tentunya menjadi kebanggaan bagi Indonesia sebagai penyumbang
pasukan utama pada berbagai misi perdamaian PBB. "Penunjukan ini
merefleksikan kepercayaan tinggi PBB atas peran dan kontribusi penting
Indonesia," kata Desra.
Mayjen Imam Mulyono akan menggantikan
Mayjen Abdul Hafiz (Bangladesh) dan memimpin sekitar 236 personil PBB
yang terdiri atas komponen militer dan polisi yang berasal dari
setidaknya 33 negara selama tiga tahun.
MINURSO merupakan misi
Pasukan Perdamaian PBB (United Nations Peace Keeping Operations/UN PKOs)
yang dibentuk berdasarkan resolusi Dewan Keamanan 690 (1991), sejalan
dengan kesepakatan antara Pemerintah Maroko dan kelompok Frente Popular
para la Liberacin de Saguia el-Hamra y de Ro de Oro (Frente POLISARIO),
pada tanggal 30 Agustus 1988.
MINURSO dimandatkan untuk sejumlah
tugas, di antaranya mengawasi gencatan senjata, memverifikasi penurunan
jumlah pasukan Maroko di wilayah Sahara Barat serta melakukan dan
memastikan terselenggaranya referendum yang bebas dan adil dalam
penentuan nasib rakyat di wilayah Sahara Barat.
Mayjen Imam Edi
Mulyono merupakan Pejabat Tinggi TNI ketiga dari Indonesia yang
mendapatkan kepercayaan menduduki jabatan strategis (leadership
position) pada UN PKOs. Pada tahun 1976-1978, Mayjen Rais Abin menduduki
posisi FC pada UN Emergency Force (UNEF), Mesir, dan Brigjen Susilo
Bambang Yudhono (sekarang Presiden RI) menjabat sebagai Chief Military
Observer pada misi United Nations Transitional Authority in Eastern
Slavonia, Baranja and Western Sirmium (UNTAES), Kroasia (1995-1996).
Mayjen
Mulyono sebelumnya menjabat Komandan Pusat Misi Pemelihara Perdamaian
(PMPP) TNI (2011-2013) dan juga terlibat dalam sejumlah operasi Misi
Perdamaian PBB, diantaranya sebagai Observer Militer pada Misi PBB
UNOMIG (United Nations Observer Mission in Georgia).
Mayjen
Mulyono memperoleh gelar Master dari Nanyang Technological School di
Singapura dan merupakan alumni United Nations Senior Mission Leader
Course di Mako PMPP TNI, Sentul, Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar