VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
seperti tahun-tahun sebelumnya menyampaikan pidato kenegaraan untuk
menyambut hari kemerdekaan Indonesia, yang kali ini jatuh pada Sabtu 17
Agustus 2013.
Pidato itu disampaikan Presiden, Jumat 16 Agustus 2013, dalam rapat
bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah di
Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Pidato yang disampaikan sehari menjelang Hari Ulang Tahun ke-68
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia itu disampaikan dua kali.
Pada pagi hari, pukul 09.00 WIB, Presiden menyempatkan diri
mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriyah kepada kaum
muslimin dan muslimat di seluruh tanah air. Sedangkan siang harinya,
pukul 14.30 WIB, Presiden menyampaikan pidato pengantar Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2014,
beserta nota keuangannya.
"Kedua pidato yang saya sampaikan di forum terhormat ini,
hakikatnya juga saya tujukan kepada seluruh rakyat Indonesia," tuturnya
di Gedung DPR/MPR, Jakarta.
Namun, dari panjangnya pidato tersebut, terdapat poin-poin penting
dan menjadi fokus dirinya serta para pembantu di kabinetnya. Apa saja
itu?
Presiden menyoroti Pemilihan Presiden 2014. Dirinya berharap,
suksesi kepepimpinan nasional tahun depan membawa angin segar, sekaligus
pembaruan dan kesinambungan. "Change and continuity," kata dia.
"Seperti telah kita ketahui, Pilpres kali ini tidak diikuti oleh
incumbent. Sampai saat ini, setidaknya terdapat puluhan nama yang
beredar di media massa," tambahnya.
Presiden juga mengingatkan agar penyelenggara pemilu menjalankan
tugas dan kewajibannya penuh tanggung jawab mengingat biaya yang
dianggarkan tidak sedikit. Pemerintah menganggarkan Rp17 triliun untuk
Pemilu 2014.
Pemerintah, masih dalam pidato SBY, di RAPBN 2014, menargetkan
pendapatan negara sebesar Rp1.662,5 triliun. Jumlah ini naik 10,7 persen
dari target pendapatan negara pada APBNP 2013 yang mencapai Rp1.502
triliun. Sedangkan anggaran belanja negara direncanakan mencapai
Rp1.816,7 triliun. Target anggaran belanja itu naik 5,2 persen dari pagu
belanja negara pada APBNP 2013 yang sebesar Rp1.726,2 triliun.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengungkapkan rencana pemerintah
untuk penyesuaian gaji pokok Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta anggota
TNI dan Polri sebesar enam persen, dan pensiun pokok sebesar empat
persen. "Penyesuaian gaji pokok PNS, TNI, dan Polri, serta pensiun pokok
ini untuk mengantisipasi laju inflasi," kata SBY.
Pemerintah memperkirakan defisit anggaran 2014 sebesar Rp154,2
triliun atau 1,49 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebab,
pada RAPBN 2014, target pendapatan negara Rp1.662,5 triliun, sedangkan
belanja negara Rp1.816,7 triliun. "RAPBN tahun 2014 kita rencanakan
tetap ekspansif," tuturnya.
Pembangunan Infrastruktur
"Untuk mengatasi itu, sejumlah proyek infrastruktur berskala besar
sedang dikerjakan di berbagai wilayah tanah air, termasuk perluasan
beberapa bandara dan pelabuhan berikut fasilitas pendukungnya. Juga
jalan tol dan ruas rel ganda," kata Presiden di Gedung DPR, Jakarta,
Jumat.
Untuk pembangunan infrastruktur, SBY menyatakan bahwa ada dua
kementerian yang amat berperan, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan
Kementerian Perhubungan. Program yang diprioritaskan, menurut Presiden,
adalah pembangungan konektivitas nasional melalui pembangunan jalan
yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum.
Terkait pembangunan infrastruktur ini, pengusaha Sofyan Wanandi
beberapa waktu yang lalu menyatakan pemerintah terlalu sering memberikan
janji. Menurut dia, sejak 2004 lalu pemerintah janji akan membangun
infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan. "Mana hasilnya sampai saat
ini infrastruktur ya segitu-segitu saja."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar