Jpnn
JAKARTA - Beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo mengeluarkan tiga kartu sakti. Yakni Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
JAKARTA - Beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo mengeluarkan tiga kartu sakti. Yakni Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Kartu itu merupakan kompensasi sebelum harga BBM dinaikkan. Namun sampai kini pembagian kartu belum merata.
Hal itu terungkap saat Wakil Presiden
Jusuf Kalla memanggil beberapa menteri. Dalam pertemuan itu mereka
mengevaluasi tiga kartu sakti itu yang sudah berjalan 10 hari.
Menko Pembangunan Manusia (PMK) Puan Maharani mengatakan sampai saat ini pembagian tiga kartu itu belum merata.
Hal itu disebabkan sampai kini
pemerintah masih mencocokan data tiga kartu itu dengan program bentukan
mantan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Misalnya KIS dicocokkan dengan data
BPJS, KIP dengan Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan KKS dengan bantuan
langsung tunai (BLT). "Masih validasi data. Harapan kami semuanya
cocok," jelasnya.
Politisi PDIP itu mengaku, pencocokan
data itu penting. Sebab hal itu untuk menghindari data ganda. Selain
validasi, ada juga penambahan data. Puan mengatakan, penambahan itu
memakan waktu.
Sebab mau tidak mau pemda setempat harus
menyeleksi orang tersebut apakah layak mendapatkan bantuan apa tidak.
"Kami cek dulu datanya di Kemendagri agar satu orang tidak mendapat
dobel," paparnya.
Putri Megawati Soekarno Putri itu
mengaku kartu itu tidak akan tersebar merata tahun ini. Sebab, untuk
memvalidasi data serta menyebarkannya membutuhkan waktu yang lama.
Saat ini dari data sementara Kemenko
PMK, KIP, KKS dan KIS baru tersebar sekitar 1000 kartu. Dia
memperkirakan kartu itu bisa dimiliki oleh semua keluarga pra sejahtera
tahun depan.
Untuk solusinya, Puan mengatakan
masyarakat yang belum menerima tiga kartu itu bisa menggunakan kartu
lama. Seperti KIS yang dulunya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dari BPJS. Sedangkan KIP bisa menggunakan BOS atau BSM. "Kebijakan kami
kartu lama tetap berlaku sebelum kartu baru diterima," ujarnya.
Pernyataan yang sama datang dari Menteri
Sosial Khofifah Indar Parawansyah. Dia mengatakan bahwa sampai kini
tiga kartu itu belum bisa tersebar merata. Sebab masih dalam proses
transisi.
Dia mencontohkan program JKN di BPJS.
Untuk menjalankan program itu pemerintah butuh waktu satu tahun. "Sama
dengan itu. Program ini tidak bisa berjalan dengan cepat. Perlu validasi
data," jelasnya. (aph/ken)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar