Zulfi Suhendra - detikfinance
Jakarta -Kondisi jalur Pantai Utara (pantura) Jawa yang
macet dan rusak seakan tak ada ujung pangkalnya sepanjang tahun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak agar cepat merealisasikan program
tol laut atau sistem logistik kelautan.
Bila ada tol laut, maka
pergerakan lalu lintas barang tak akan terfokus di darat. Saat ini,
beban muatan dan volume kendaraan bakal tak sepadan dengan kapasitas
jalan sehingga kerap mengalami kerusakan, dan butuh perbaikan sepanjang
tahun oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
"Kalau truk yang single
itu minimal 10 ton, yang terjadi di lapangan itu 20 ton. Anda bisa
bayangkan. Lalu yang tandem itu harusnya muatan sumbu tengahnya 18 ton,
yang terjadi 38 ton," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) IV
bidang Infrastruktur, Rizal Djalil di kantornya, Jalan Gatot Subroto,
Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Ia yakin bila tol laut cepat
direalisasikan, maka kondisi rusaknya jalan Pantura bisa juah dikurangi.
Tol laut akan melayani lalu lintas pengiriman barang lewat
pelabuhan-pelabuhan besar, dan didistribusikan ke pelabuhan-pelabuhan
kecil. Konsep tersebut dinilai lebih efektif dan efisien.
"Dalam
konteks kepadatan arus barang ini, saya memahami niatan Pak Jokowi-JK
untuk bangun tol laut, karena sudah overload. Itu sangat rasional, kita
tunggu bagaimana realisasinya," kata Rizal.
Selain tol laut,
Rizal juga mendorong penyelesaian pembangunan tol Trans-Jawa yang
menghubungkan Jakarta-Cikampek-Surabaya. Salah satu ruas yang paling
krusial di jaringan tol Trans Jawa adalah ruas Cikampek-Palimanan.
"Persoalan
di Pantura, tol laut jadi lebih penting. Semakin cepat direalisasikan,
tentunya beban jalan ini semakin berkurang. Tapi kan tahu sebelumnya ada
tol Cirebon-Jakarta (Cikampek-Palimanan). Kalau itu juga lancar, itu
bisa membantu juga," paparnya.
Seperti diketahui, BPK bakal
melakukan audit pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap
proyek jalur Pantura karena dicap sebagai 'proyek abadi'. Jalur
Karawang-Losari sepanjang 273 km bakal menjadi prioritas pemeriksaan
BPK.
(zul/hen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar