Oleh :
Dedy Priatmojo, Arie Dwi Budiawati
VIVA.co.id - Pemerintah tengah fokus menangani
permasalahan impor pakaian bekas. Pemerintah ingin menghentikan impor
pakaian ini. Selain mengganggu perkembangan industri garmen, pakaian
bekas impor ini juga ternyata membahayakan kesehatan manusia.
Menteri
Perdagangan, Rachmat Gobel, Selasa malam, 3 Februari 2015, mengatakan
bahwa pakaian bekas bisa mengandung kuman dan virus yang bisa
membahayakan manusia, mulai dari penyakit kulit, bahkan sampai
berpotensi mengandung virus HIV/AIDS.
"Berpotensi penyakit kulit dan bisa HIV. Itu hasil laboratorium," kata Rachmat di DPR, Jakarta.
Untuk itu, dia melanjutkan, Kementerian Perdagangan menyosialisasikan bahaya pakaian impor bekas ini.
Selain
berbahaya bagi kesehatan, pakaian impor ini bisa menghambat industri
garmen untuk berkembang. Disebutkan industri garmen bisa kalah bersaing
dengan usaha kecil dan menengah.
Dengan penghentian impor
tersebut, diharapkan industri garmen bisa memasok produk jadinya ke luar
negeri. "Misalnya di Cibaduyut, di sana usaha yang kecil-kecil banyak,
tapi bisa impor. Sebetulnya, garmen ini harusnya bisa impor," kata dia.
Pasar Menjanjikan
Rachmat
Gobel mengakui pakaian impor bekas ditemui di banyak tempat. Setidaknya
menurut dia, ada dua alasan utama mengapa pakaian ini "menjamur" di
pasar. Dia tak memungkiri impor ilegal pakaian bekas itu dilakukan
berdasarkan faktor pasar.
"Yang pertama, pasarnya besar," kata dia.
Yang
kedua adalah faktor sosial masyarakat. Masyarakat Indonesia, kata
Rachmat, membeli barang dengan pertimbangan harga. Mereka lebih menyukai
barang dengan harga yang murah, tapi kualitasnya abal-abal dibandingkan
dengan barang yang harganya lebih mahal, tapi kualitasnya lebih baik.
"Yang kedua, kita ini (suka yang) murah, murah, murah, tapi tidak berkualitas," kata dia.
Rachmat
melanjutkan bahwa pemerintah tengah menyelidiki lokasi masuk pakaian
impor tersebut. Kalau ketemu, mereka tak segan-segan untuk membakar
pakaian impor bekas tersebut.
"Kalau kami bisa tahu tempat-tempat
yang bisa diprediksi sebagai masuknya pakaian itu, ya kami tindak.
Kalau perlu, pakaian dibakar. Orang penyakit, kok. Kalau masuk, ya, kami bakar," kata dia. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar