BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 04 Februari 2015

Waspada, Pakaian Impor Bekas Berpotensi Mengandung HIV

Oleh : Dedy Priatmojo, Arie Dwi Budiawati
VIVA.co.id - Pemerintah tengah fokus menangani permasalahan impor pakaian bekas. Pemerintah ingin menghentikan impor pakaian ini. Selain mengganggu perkembangan industri garmen, pakaian bekas impor ini juga ternyata membahayakan kesehatan manusia.

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, Selasa malam, 3 Februari 2015,  mengatakan bahwa pakaian bekas bisa mengandung kuman dan virus yang bisa membahayakan manusia, mulai dari penyakit kulit, bahkan sampai berpotensi mengandung virus HIV/AIDS.

"Berpotensi penyakit kulit dan bisa HIV. Itu hasil laboratorium," kata Rachmat di DPR, Jakarta.

Untuk itu, dia melanjutkan, Kementerian Perdagangan menyosialisasikan bahaya pakaian impor bekas ini.

Selain berbahaya bagi kesehatan, pakaian impor ini bisa menghambat industri garmen untuk berkembang. Disebutkan industri garmen bisa kalah bersaing dengan usaha kecil dan menengah.

Dengan penghentian impor tersebut, diharapkan industri garmen bisa memasok produk jadinya ke luar negeri. "Misalnya di Cibaduyut, di sana usaha yang kecil-kecil banyak, tapi bisa impor. Sebetulnya, garmen ini harusnya bisa impor," kata dia.

Pasar Menjanjikan

Rachmat Gobel mengakui pakaian impor bekas ditemui di banyak tempat. Setidaknya menurut dia, ada dua alasan utama mengapa pakaian ini "menjamur" di pasar. Dia tak memungkiri impor ilegal pakaian bekas itu dilakukan berdasarkan faktor pasar.

"Yang pertama, pasarnya besar," kata dia.

Yang kedua adalah faktor sosial masyarakat. Masyarakat Indonesia, kata Rachmat, membeli barang dengan pertimbangan harga. Mereka lebih menyukai barang dengan harga yang murah, tapi kualitasnya abal-abal dibandingkan dengan barang yang harganya lebih mahal, tapi kualitasnya lebih baik.

"Yang kedua, kita ini (suka yang) murah, murah, murah, tapi tidak berkualitas," kata dia.

Rachmat melanjutkan bahwa pemerintah tengah menyelidiki lokasi masuk pakaian impor tersebut. Kalau ketemu, mereka tak segan-segan untuk membakar pakaian impor bekas tersebut.

"Kalau kami bisa tahu tempat-tempat yang bisa diprediksi sebagai masuknya pakaian itu, ya kami tindak. Kalau perlu, pakaian dibakar. Orang penyakit, kok. Kalau masuk, ya, kami bakar," kata dia. (art)

Tidak ada komentar: