VIVA.co.id - Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan pelemahan laju rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus berlangsung masih memberikan tren negatif. Oleh karena itu pergerakannya masih berpotensi mengalami pelemahan lanjutan.
"Apalagi, tampaknya pelaku pasar juga wait and see serta antisipasi rilis data-data ekonomi pekan ini yang kemungkinan di bawah eskpektasi," ujarnya, kepada VIVA.co.id, Senin 3 Agustus 2015.
Dia menjelaskan, kurs rupiah terhadap dolar AS pada akhir Juli
kemarin ditutup ke level Rp13.481 per dolar AS. Artinya, laju rupiah di
bawah level support Rp13.477 per dolar AS.
Reza memprediksi laju kurs rupiah terhadap dolar AS hari ini masih berada di kisaran Rp13.505-13.470 per dolar AS.
Menurutnya, laju rupiah terhadap dolar AS tidak sejalan dengan
indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mengalami kenaikan, di mana
masih mendekam di zona merah.
Meski laju mata uang lainnya dapat menguat tipis terhadap laju
dolar AS, tetapi tampaknya sulit bagi rupiah untuk dapat ikut menguat.
"Imbas masih adanya penguatan lanjutan dari dolar seiring
kemungkinan kian dekatnya The Fed menaikkan suku bunganya di September
dan adanya antisipasi terhadap kemungkinan akan melemahnya rilis
data-data ekonomi di pekan depan, membuat nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS kehilangan momentum akan terjadinya pembalikan arah menguat,"
tuturnya.
Reza menyampaikan, rebound rupiah tidak dapat bertahan
lama seiring masih adanya imbas pertemuan The Fed yang memberikan angin
segar pada laju dolar Amerika Serikat.
"Tetap antisipasi serta cermati setiap sentimen yang dirilis," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar