Jpnn
JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku heran dengan fenomena gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Menurutnya, dari sudut politik, tidak masuk akal bila NII dapat merekrut puluhan ribu orang apalagi sampai lolos dari pengamatan negara.
Namun, mantan menteri pertahanan di era Gus Dur tak mau dipusingkan dengan NII. Karena sesungguhnya, jawaban atas pergerakan NII tentu pemerintah yang lebih tahu. "Tentu saja pemerintah yang dapat memberikan jawaban konkrit," kata Mahfud di gedung MK, Rabu (27/4).
Sementara dari sudut ideologis, lanjut Mahfud, memberikan sinyalemen bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila mulai terpinggirkan seiring dengan konflik-konflik yang ada di masyarakat.
Mahfud berpendapat, NII tidak berdiri sendiri, bahkan Mahfud memastikan, NII berkembang mengikuti perkembangan radikalisme dan premanisme. Namun, Mahfud tidak dapat menjelaskan penyebab timbulnya gerakan NII itu sendiri.
"Persoalan pokoknya, kurangnya kesadaran berpancasila muncul karena radikalisme, karena radikal itu gejalanya. Penyebabnya sendiri saya belum bisa jawab sekarang," tandas Mahfud. (kyd/jpnn)
Namun, mantan menteri pertahanan di era Gus Dur tak mau dipusingkan dengan NII. Karena sesungguhnya, jawaban atas pergerakan NII tentu pemerintah yang lebih tahu. "Tentu saja pemerintah yang dapat memberikan jawaban konkrit," kata Mahfud di gedung MK, Rabu (27/4).
Sementara dari sudut ideologis, lanjut Mahfud, memberikan sinyalemen bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila mulai terpinggirkan seiring dengan konflik-konflik yang ada di masyarakat.
Mahfud berpendapat, NII tidak berdiri sendiri, bahkan Mahfud memastikan, NII berkembang mengikuti perkembangan radikalisme dan premanisme. Namun, Mahfud tidak dapat menjelaskan penyebab timbulnya gerakan NII itu sendiri.
"Persoalan pokoknya, kurangnya kesadaran berpancasila muncul karena radikalisme, karena radikal itu gejalanya. Penyebabnya sendiri saya belum bisa jawab sekarang," tandas Mahfud. (kyd/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar