BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 28 Mei 2012

PBB Kutuk Pembantaian 34 Anak di Suriah

VIVAnews - Dewan Keamanan PBB mengecam pembantaian di Suriah. PBB meminta pelaku pembantaian itu bertanggung jawab.
Setidaknya 108 orang--termasuk 34 anak-anak--dilaporkan tewas, 300 lainnya terluka dalam tragedi di Houla, Suriah, Jumat 25 Mei lalu.

"Anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk pembunuhan itu, di Desa Houla, dekat Homs, dalam penyerangan yang melibatkan artileri dan tank pemerintah," kata pernyataan yang dibacakan oleh wakil Azerbaizan di PBB, Tofig Musayev, seperti dikutip BBC.

"Anggota DK PBB juga mengutuk pembunuhan sipil dengan menembak dari jarak dekat dan kekerasan fisik yang parah."

"Penggunaan kekerasan yang keterlaluan kepada penduduk sipil semacam itu merupakan pelanggaran hukum internasional yang berlaku," lanjut Musayev.

Sementara itu, Duta Suriah untuk PBB, Bashar Jaafri, mengatakan sejumlah anggota Dewan Keamanan salah mendapatkan informasi tentang Suriah.

"Ini sangat menyedihkan bahwa sejumlah anggota Dewan Keamanan keluar beberapa menit setelah Jenderal Mood [peninjau PBB Jenderal Robert Mood] memberi informasi yang salah, berbicara bohong tentang apa yang terjadi," kata Jaafri.

Sebelumnya, sebuah video amatir yang diunggah ke dunia maya menunjukkan jasad anak-anak yang ditutupi selimut usai serangan. Kantor berita Suriah SANA menyebut jasad-jasad itu sebagai ulah kelompok teroris bersenjata.

Menurut para aktivis, beberapa korban tewas dalam baku tembak, sementara korban lainnya tewas karena dieksekusi oleh rezim militer Suriah yang juga dikenal dengan nama Shabiha. Houla, yang terletak di provinsi Homs, selama ini dikenal sebagai basis pasukan oposisi.

Sementara itu, kelompok oposisi Pasukan Pembasan Suriah mengatakan mereka tidak bisa lagi berkomitmen untuk tetap melakukan gencatan senjata dengan situasi yang ada.

April lalu, Duta Perdamaian PBB-Liga Arab, Kofi Annan, menentukan enam poin perdamaian bagi masyarakat sipil Suriah, yang disetujui oleh Al Assad. Nyatanya, hingga saat ini kekerasan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Tidak ada komentar: