BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 24 September 2013

Dari KPK, Ini Pesan Dada Rosada untuk Ridwan Kamil

TEMPO.CO , Jakarta:Bekas Wali Kota Bandung Dada Rosada punya pesan buat penggantinya, Ridwan Kamil.Dada ingin Emil, sapaan Ridwan, menjaga Bandung dan jajaran pemerintahannya. "Ya, yang bagus-bagus dilanjutkan, tapi yang jelek-jeleknya harus diperbaiki," kata Dada di halaman gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin, 23 September 2013.
Dada baru saja lengser dari jabatannya, digantikan Emil. Pada 16 September lalu, Emil dilantik, tapi Dada tak menghadiri pelantikan itu karena harus menjadi tahanan KPK. Padahal sebelumnya Dada mengaku ingin hadir di pelantikan tersebut.
Jika Dada mau menghentikan langkahnya untuk menjawab pertanyaan seputar Bandung, hal itu tak dia lakukan saat ditanya soal kasus yang membelitnya, kasus dugaan suap majelis hakim yang menangani perkara Dana Bantuan Sosial Pemerintah Kota Bandung. Ditanya soal keterlibatan hakim Ramlan Comel, Sareh Wiyono, hingga Singgih Budi Prakoso, dia enggan menjawab. Dada hanya tersenyum.
Saat ini Dada ditahan di rumah tahanan Cipinang, Jakarta Timur. Kasus yang membelit politikus Demokrat itu berawal dari penyidik KPK yang menangkap basah Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bandung Setyabudi Tejocahyono dan kurir Asep pada 22 Maret 2013, pukul 14.15, di ruang Setyabudi di PN Bandung.
Setyabudi kepergok menerima uang Rp 150 juta dari Asep yang bertugas sebagai kurir. Diduga, duit itu merupakan imbalan atas vonis pada perkara kasus dana bantuan tersebut. Dalam perkara itu, Setyabudi menjadi ketua majelis hakim.
Kasus ini sudah menjerat 6 tersangka. Mereka adalah Setyabudi Tejocahyono, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Pemkot Bandung Herry Nurhayat, kurir Asep, dan pentolan organisasi masyarakat di Bandung Toto Hutagalung, bekas Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Siswadi, dan Dada.

Tidak ada komentar: