BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 20 September 2014

Kekeringan, Masyarakat NTT Minum dari Air Kubangan

VIVAnews - Kekeringan akibat kemarau panjang mulai menimpa beberapa wilayah di Indonesia. Akibatnya, masyarakat mulai kesulitan mencari air bersih dan hanya mengandalkan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari.

Di Sikka, Nusa Tenggara Timur misalnya, warga terpaksa meminum air dari kubungan karena sarana air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) macet. Di bantaran kali Magelo, warga membuat kubangan. Mereka terus menerus menggali pinggiran kali itu hingga menemukan sumber air.

Di pinggir galian itu, warga meletakkan batu untuk menahan air agar tidak luber. Untuk mendapat air bersih, warga harus sabar menunggu seharian agar air yang keruh karena bercampur tanah itu menjadi jernih. Air dari kubangan itulah sebagai sumber air bersih untuk memasak dan minum.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan mandi, warga harus menempuh jarak ratusan meter untuk mendapatkan air. Menurut salah satu warga, Lucia, untuk mandi dan mencuci, mereka biasanya menggunakan air kali yang bercampur lumpur dan kotoran ternak.

Sebenarnya, kesulitan air bersih di Sikka sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu. Namun, Pemerintah Kabupaten hanya membuatkan bak penampungan air, sehingga ketika musim kering seperti saat ini, bak pun ikut kering.

Kekurangan air bersih juga dirasakan oleh ribuan warga disejumlah kecamatan di Kabupaten Garut Jawa Barat. Bahkan, krisis air juga dirasakan hingga daerah perkotaan seperti Perumahan Cempaka Indah, Kecamatan Karangpawitan, Garut.

Untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari ratusan warga terpaksa mengantri air disalah satu rumah warga hingga larut malam. Padahal, seluruh warga di perumahan ini sudah berlangganan air bersih melalui PDAM Garut.

"Ya, air tidak mengalir, ini sudah sering, dan yang terakhir air sudah tiga hari tak datang ", ujar Jhon Suyatno, ketua RW setempat.

Untuk mendapatkan air bersih sehari-hari warga perum terpaksa harus mengantre air sejak siang hingga malam hari bahkan hingga pagi hari.

Warga berharap, pihak PDAM Garut segera mengatasi kesulitan air yang selama ini dialami warga yang umumnya pelanggan PDAM.

"Kami sudah bosan meminta, tetapi mudah-mudahan tahun ini aspirasi kami didengar," kata Suyatno.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PDAM Garut, Doni Suryadi, memohon maaf dan mengaku bahwa untuk warga perumahan Cempaka Indah sudah sejak lama sering tak mendapat aliran air akibat gangguan listrik disumber air Cipulus Cilawu.

"Bukan hanya di perumahan Cempaka Indah, sejumlah pelanggan di sejumlah kecamatan di kawasan perkotaan Kabupaten Garut juga sering mengalami kekurangan air," kata dia.
(Laporan: tvOne NTT/Tofik Koban/asp)

Tidak ada komentar: