BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 09 Januari 2015

Angkot yang Ngetem Langsung Dikandangin

RMOL. Perilaku sopir yang menunggu penumpang di sembarang tempat alias ngetem sembarangan, masih saja marak. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengancam, jika kedapatan, angkutan kota (angkot) yang ngetem langsung dikandangkan tanpa diberi surat peringatan.

PEMPROV sepertinya sudah mulai tak sabar soal penerapan aturan larangan mengetem dan denda Rp 500 ribu. Aturan terse­but dinilai tidak efektif. Selama ini, meski sudah kerap kali diberi peringatan, masih banyak angkot yang ngetem sembarangan.

Seperti yang terlihat di per­simpangan lampu merah Slipi Jakarta Barat, beberapa angkot sering sekali ngetem, hingga menyebabkan kemacetan di ka­wasan padat kendaraan tersebut. Mulai dari Mikrolet M 09, 09A, M 11, Koantas Bima 102 dan lainnya berjejer di pinggir jalan berebut calon penumpang.

Tak ayal, kondisi tersebut pun sering membuat pengguna jalan lainnya kesal. Mending cuma satu yang nunggu, ini berjejer. Kendaraan lain yang ingin lewat hanya dikasih seperempat jalan. Itu pun mesti bergantian jalan­nya, gara-gara hampir sebagian jalan dipakai angkot ngetem,” keluh Haris, salah satu penge­mudi roda empat yang lewat di kawasan itu.

Meski pengendara lain sudah membunyikan klakson, sang sopir seolah tak peduli dan su­dah kebal dengan bunyi klakson tersebut. Bahkan bergeming dan tetap saja ngetem di pinggir jalan. Hal tersebut terjadi baik dari arah menuju Tanah Abang setelah lampu merah Slipi, atau pun di arah sebaliknya menuju Palmerah maupun Grogol.

Tanggung ini, belum banyak penumpangnya, nanti buat setor kurang,” ucap Ahmad salah satu sopir mikrolet M 09. Dia yang dulu pernah menjadi sopir Kopaja ini mengaku khawatir juga, kalau tiba-tiba ada petugas yang menertibkannya. Namun selama ini, dia mengaku tak per­nah ditegur, apalagi ditertibkan petugas.

Setahu saya jarang, bahkan nggak pernah ada petugas yang ngawas,” tuturnya enteng.

Terkait ancaman pemprov yang langsung mengandangkan angkot jika kedapatan ngetem, Ahmad mengatakan, seharusnya Pemprov melakukan sosial­isasi dan pembinaan terhadap para sopir angkot. Dia pun me­nyatakan tak terima jika nanti tiba-tiba angkotnya langsung dikandangkan.

Kita memang sudah tahu ada aturan larangan ngetem, tapi kan itu harus ada surat peringatan dong, jangan langsung dikan­dangin gitu. Kita kan juga cari nafkah. Kalau mau begitu, ya cari solusi juga gimana tetap aturan jalan tapi penghasilan kita juga nggak mati,” pinta bapak dua anak ini.

Alasan setoran, memang masih menjadi alasan klasik, mengapa para sopir ngetem dan kerap ugal-ugalan. Namun, keinginan Pemprov yang ingin mengganti sistem setoran terse­but dengan rupiah per kilometer pun urung juga dilakukan. Aki­batnya, mengapa perilaku sopir ngetem pun seolah tak pernah bisa dituntaskan.

Pemandangan di lampu merah Slipi ini, juga terjadi Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanah (TN) Abang. Kebanyakan ang­kot Mikrolet parkir hingga dua lapis di depan pintu keluar dan masuk stasiun kota. Kesemrawu­tan itu juga tak jauh berbeda di depan pintu keluar stasiun Tanah Abang.

Salah satu sebab kemacetan di kawasan itu, karena banyaknya penumpukan kendaraan umum yang ngetem di pintu keluar Stasiun TN Abang. Penumpu­kan kendaraan umum jurusan TN Abang Kota dengan nomor trayek 08 ini hampir setiap waktu terjadi . Meski demikian, belum ada petugas yang menertibkan.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, pihaknya akan me­ningkatkan penertiban terhadap angkutan umum yang ngetem dalam tiga bulan ke depan. An­gkutan umum yang kedapatan ngetem sembarangan akan lang­sung dikandangkan tanpa melalui surat peringatan.

Kita langsung kandangin. Karena kan memang dia melang­gar aturan dengan mengetem sembarangan. Apalagi kalau tidak ada driver-nya, kita lang­sung kandangin saja. Ini perlu dilakukan. Karena kalau diberi peringatan dulu, tidak akan mem­berikan efek jera. Kita sekarang hanya men-simplifikasi saja. Ka­lau nanti benturannya ke payung hukum terus, nggak jalan-jalan kita,” tegas Benjamin.

Aparat Justru Biarkan Angkot Ngetem di Slipi
Saat ini, Dinas Perhubun­gan (Dishub) DKI Jakarta melakukan pemetaan lokasi dimana saja yang kerap jadi lo­kasi ngetem para sopir angkot. Wakil Kepala Dinas Perhubun­gan DKI Jakarta Pargaulan Bu­tar Butar mengatakan, pihaknya saat ini sedang memetakan, titik yang akan lebih dulu dija­dikan contoh penindakan tegas penertiban angkutan umum.

Yang sudah saya tinjau Ter­minal Kalideres, Jakarta Barat. Disana banyak angkutan yang berhenti di luar terminal. Kami sudah sosialisasikan. Kalau memang tidak mau tertib juga, kami tidak segan-segan men­gandangkannya,” ucap bekas Kepala Unit Pengelola (UP) Transjakarta ini.

Menurut Pargaulan, aturan ini sebenarnya sudah diterap­kan sejak lama. Sayangnya tidak semua angkutan umum mematuhinya. Ditambah lagi, penindakan dari aturan itu belum optimal karena adanya oknum petugas yang bermain mata dengan supir angkutan di lapangan.

Mulai tahun ini kita akan tegakkan aturan itu. Berdasar­kan fakta di lapangan, pemicu maraknya angkutan umum ngetem sembarangan selama ini disebabkan perilaku tidak tertib masyarakat menggunak­an angkutan. Kita bisa lihat di jalan, penumpang banyak yang tidak mau naik angkutan umum di halte-halte. Itu juga jadi pe­micu mengapa supir angkutan umum ngetem,” tuturnya.

Senada dengan Pargaulan, Kepala Dishub DKI Jakarta Benjamin Bukit menegaskan, pihaknya telah menyusun ka­wasan prioritas penertiban angkutan umum yang ngetem di sembarang tempat. Kawasan itu meliputi Pasar Tanah Abang, Pasar Roxy, Apartemen Kali­bata City, Stasiun Jakarta Kota, Pasar Jatinegara, Marunda dan Kelapa Gading.

Di Jakarta Pusat di Ta­nah Abang dan Roxy, Jakarta Timur kawasan Jatinegara dan sekitarnya. Kemudian Jakarta Barat di Kota Tua sampai Beos, Jakarta Selatan di Kalibata City, Jakarta Utara masih di sep­utaran Kelapa Gading dan di kawasan Marunda,” rinci Benjamin.

Tak hanya itu, bahkan instan­sinya juga akan menerjunkan regu khusus yang akan meny­isir jalan-jalan di Jakarta untuk menertibkan angkutan umum yang ngetem sembarangan dan parkir liar di luar kawasan prioritas.

Jadi selain stay di kawasan prioritas, ada juga yang akan mobile. Kita ada nanti regu yang stay dan yang mobile. Nanti di setiap kotamadya ada buser-nya,” ucap Benjamin.

Sementara pantauan Rakyat Merdeka di perempatan Slipi, Jakarta Barat, banyak ang­kot M-09 maupun M-11 yang ngetem sembarangan. Meski diklakson berulang kali, mer­eka tetap tak berjalan. Ironisnya aparat di seberang jalan justru hanya melihat saja kemacetan di kawasan tersebut. ***

Tidak ada komentar: