INILAH.COM, Jakarta - Proyek Penyedia Layanan Internet Kecamatan
(PLIK) yang dikelola Kemenkominfo ditemui banyak yang bermasalah.
Perusahaan pelaksana proyek diduga juga kongkalikong dengan PT. Surveyor
Indonesia.
"Di daerah Pulau Jawa PLIK diperkirakan 50
persen belum selesai dan di daerah Sumatera 70 persen belum tercapai,
padahal pembayaran sudah selesai. Dari hasil investigasi kami mendunga
adanya permainan antara oknum Menko Info dengan rekanan yang diduga
berpotensi menimbulkan kerugian negara ratusan milyar," ujar Presiden
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), Jusuf Rizal di Jakarta, Rabu
(21/11/2012).
Menurut Jusuf Rizal pengelolaan dana USO (Universal
Service Obligation) yang jumlahnya mencapai Rp 1,4 Triliun per tahun di
Kemenkominfo dinilai kurang transparan dan diduga dikuasai mafia proyek
telekomunikasi.
PLIK dan MPLIK sendiri dikelola oleh Balai
Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika
(BP3TI), Dirjen Pos dan Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan
Informatika RI.
Masalah penyediaan PLIK ini lanjut Jusuf Rizal
sudah pernah ditanyakan ke beberapa Kepala Daerah, seperti Bupati
Pamekasan, H. Kholilurrahman yang tak tahu keberadaan PLIK itu.
Bupati
tersebut mengaku belum pernah dan tidak tahu keberadaan PLIK, jika
memang itu diperuntukkan kepada masyarakat guna pelayanan internet di
setiap kecamatan. Begitu juga Kabupaten lain.
PLIK yang pernah
diresmikan dan dihadiri oleh Anggota Komisi I DPR RI, Roy Suryo di
daerah Prambanan, Yogyakarta, menurut informasi yang disampaikan
masyarakat ke LIRA, seusai peresmian seremonial juga tidak berjalan
alias itu tipu-tipu untuk mengelabui pejabat yang meresmikan.
"Ini tentu saja memprihatinkan. Karena itu diduga adanya mafia proyek," ujarnya.
Ketika
ditanya kemungkinan diduga keterlibatan Menkominfo Tifatul Sembiring,
menurut Jusuf Rizal pihaknya akan menelusuri, sebab ini menyangkut dana
lebih besar dari kasus Hambalang, Kemenpora. "Jadi tim IT LIRA akan
menelusuri proses tender hingga implementasi di lapangan. Jika Tifatul
diduga terlibat, kami akan laporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dengan bukti-bukti awal termasuk perusahaan rekanan,"tegasnya.
Guna
menelusuri dugaan adanya penyalahgunaan wewenang, Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN), LIRA bersama Federasi LSM Indonesia (FELSMI) akan
membentuk tim investigasi. LIRA juga telah mengantongi nama staff khusus
Tifatul yang diduga memainkan proyek USO trilliunan rupiah itu.
"Kami
juga menengarai PT Surveyor ikut terlibat dalam praktek KKN PLIK
tersebut karena survey yang mereka lakukan diduga dimanipulasi. LIRA
akan pertanyakan secara resmi kepada Direksi PT. Surveyor nanti,"
katanya.[dit]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar