INILAH.COM, Bogor - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menolak
tegas penilaian demokrasi Indonesia bertentangan dengan nilai-nilai
agama Islam.
"Tidak ada kontradiksi, tidak ada
pertentangan antara demokrasi dengan Islam. No," tegas SBY dalam
pidatonya dalam "The 4th World Peace Forum" di Istana Bogor, Jawa Barat,
Minggu (25/11/2012).
Yudhoyono mengklaim demokrasi Indonesia
tumbuh dengan menganut nilai-nilai kebersamaan dan juga memiliki tradisi
Islam yang juga baik. "Indonesia memiliki tradisi ke-Islaman yang baik,
tapi juga menganut pada nilai-nilai demokrasi yang universal," ujar
Yudhoyono.
Begitu juga pada perkembangan ekonomi, Yudhoyono
mengatakan Indonesia mampu mengimbangi pertumbuhan demokrasi dengan
pertumbuhan ekonomi yang tumbuh berbarengan.
"Sesungguhnya tidak
ada pertentangan antara demokrasi dengan pembangunan ekonomi. Indonesia
bisa membuktikan demokrasi kami makin matang, tapi ekonomi kami terjaga
dan terus berkembang," klaim Yudhoyono.
Lebih jauh dia menilai
demokrasi yang baik adalah demokrasi yang tumbuh secara natural dalam
suatu negara, untuk menghasilkan demokrasi yang kuat bagi rakyat dan
bangsa, termasuk juga Indonesia.
"Tidak bisa kita mencangkok
model demokrasi di negara manapun kemudian diterapkan di negara kita,
selalu ada nilai-nilai lokal, apakah nilai agama, budaya, dan kekhasan
lainnya."
"Demokrasi yang matang adalah demokrasi yang tertib,
bukan yang anarki. Rakyat tidak ditinggal, tidak dipinggirkan, tentu
partisipasi rakyat ini ditata dan diatur, sesuai undang-undang dasar dan
sistem ketatanegaraan," tambah SBY. [yeh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar