Herianto Batubara - detikNews
Jakarta - Hujan deras mengguyur Jakarta sejak dini hari
hingga pagi ini membuat beberapa wilayah Jakarta tergenang air, dan
berimbas kemacetan di sejumlah titik. Bahkan Gedung E di Komplek Balai
Kota DKI Jakarta tadi malam sempat kebanjiran.
Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (MKG) memprediksi, Jakarta akan diguyur hujan
dengan intensitas rendah hingga tinggi sepanjang hari ini. Dari satelit
terlihat satu sel awan-awan besar berada di Barat Ibu Kota.
Humas
BNPB Sutopo Purwo mengatakan, hingga pukul 06.00 WIB tadi, ada 49
genangan di Jakarta. Masing-masing 22 titik di Jakarta Pusat, 18 di
Jakarta Barat, 4 di Jakarta Timur, dan 2 di Jakarta Selatan. Tinggi
genangan antara 10-80 cm. Di Jalan Thamrin dan Jl. Medan Merdeka Barat
masih tergenang banjir 10-50 cm. Daerah yang terendam banjir paling
tinggi ada di Jl. Batu Ceper Raya 60-80 cm.
Dijelaskan Sutopo,
titik genangan ini timbul akibat drainase perkotaan yang kurang mampu
mengalirkan air permukaan ke sungai. Banyak masalah terkait drainase
seperti kecilnya kapasitas, sedimentasi, tertutup sampah dan lainnya.
Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam beberapa kesempatan
pernah mengungkap soal pembenahan masalah banjir Jakarta. Ia berkata,
pihaknya telah bekerja keras dengan melakukan berbagai langkah.
Ahok optimististis, jika Jakarta hujan, dirinya menjamin tak akan lebih dari sehari pasti surut.
Berikut 3 pernyataan Ahok soal Banjir:
1. Ahok Soal Banjir: Kita Udah Siap, Nggak Akan Lama
Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkata, pihaknya telah
mengantisipasi puncak musim hujan pada Februari ini. Katanya, banjir tak
akan berlangsung lama karena langkah-langkah antisipasi telah
dilakukan.
"Kita udah jaga. Besok kan puncak. Saya pikir puncak
bisa sampai mendekati Imlek, sampai mendekati Imlek tanggal 10-an. Kita
udah siap kok. Banjir juga nggak akan lama. Kecuali sabotase ya," kata
Ahok saat diwawancarai wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka
Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2015) sore.
"Genangan baru sebetulnya hampir nggak ada. Kurangnya udah lebih banyak," sebut Ahok menambahkan.
Suami
Veronica Tan ini berkata, sistem pompa penyedot air sudah siap, meski
belum sempurna. Namun untuk di jalur Selatan, masih terkendala banyaknya
rumah-rumah kumuh di pinggiran sungai yang belum dibebaskan.
"Tapi
yang selatan, karena volume sungainya semua nggak cukup, pasti meluap.
Yang repot selatan sebetulnya, karena selatan sungainya rata-rata
ditutupi rumah-rumah mewah sampai kumuh. Yang harusnya lebar sungai 20
meter, 12 meter, tinggal 3-4 meter ya masalah. Nah, itu kita akan terus
usahakan bongkar. Tidak ada pilihan," jelas Ahok.
Sementara itu, 9
waduk baru yang direncanakan dibangun Pemprov DKI Jakarta belum
selesai. Kata mantan Bupati Belitung Timur ini, kebanyakan masih
terkendala dengan pembebasan lahan.
"Belum (berfungsi-red). Baru
gali. Pembebasan lahan juga masalah, yang Marunda. Makanya saya bilang
sama mereka, kerjakan aja yang udah ada. Yang kita mau kerjakan tahun
ini pemasangan tanggul. Kita tidak ingin rob masuk," imbuh Ahok.
2. Jika Jakarta Hujan Tak Lebih dari Sehari Pasti Surut
Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengundang Menteri Luar
Negeri Retno LP Marsudi dan para dubes Indonesia makan malam di Balai
Kota. Pada kesempatan itu, ia juga bicara soal penanganan banjir.
"Kalau
bapak ibu perhatikan sekarang kalau hujan saya jamin tidak lebih dari 1
hari pasti surut, karrna bagian tengah semua sudah beres. Ini tengah,
Istana, Glodok, sampai sini (Balai Kota-red) nggak bakalan banjir.
Kecuali ada yang sabotase," kata Ahok di ruang Balai Agung, Balai Kota,
Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2015) malam.
Ahok
menjelaskan penanganan banjir di Jakarta Pusat sudah rampung. Sedangkan
di Jakarta Barat dan Timur, dan Selatan masih ada kendala. Meski
begitu, menurutnya, kalaupun dilanda banjir, tak akan berlangsung lama.
"Timur
dan Barat kita butuh 2-3 tahun untuk bereskan. Selatan memang masalah
karena jalannya diduduki, sungainya jadi sempit. Tapi kalau dia banjir
meluap pun nggak akan lama, karena utara yang rendah ini sudah beres,"
ucap Ahok.
3. Ahok Curiga SabotaseHujan mengguyur sejak semalam
menimbulkan genangan di sejumlah titik Ibu Kota. Bahkan, genangan air
juga sempat terlihat di kawasan Balai Kota dan Istana Merdeka, Jakarta
Pusat dini hari tadi. Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok)
curiga ada sabotase.
Ahok berkata, dirinya heran kenapa wilayah
Istana Merdeka sempat tergenang air. Apalagi menurutnya koneksi CCTV
yang terpasang di pintu air Masjid Istiqlal terputus.
"Tadi saya
kebangun jam 02.00 WIB karena hujan langsung cek CCTV, ternyata CCTV
Istiqlal mati. Saya curiga kerendam nih pasti Istana kerendam," ujar
Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin
(9/2/2015).
"Saya nggak tahu sabotase atau sengaja, saya nggak
berani menduga. Tapi saya suudzon. Kamu hitung saja logika sekarang
Pluit semua sauran begitu baik, Manggarai begitu rendah kita buka terus,
Istiqlal kita buka mana mungkin banjir. Makanya saya begitu lihat CCTV
Istiqlal connection lost, saya sudah curiga. Ada apa tiba-tiba. Istiqlal
itu harus selalu rendah posisinya, kalau dia mulai tinggi buangnya ke
sini, ke Tangki, ke Gajah Mada-Hayam Wuruk. Gajah Mada-Hayam Wuruk
begitu rendah airnya, pasar ikan begitu baik pompanya kenapa nggak mau
ke situ," sambung Ahok.
Bagi Ahok, tidak ada alasan kawasan
Monas, Istana Merdeka, Balai Kota, dan sekitarnya bisa terendam banjir.
Menurutnya, kawasan Jakarta Pusat tidak mungkin digenangi air karena
sudah dibenahi. Ahok pun tengah menunggu jawaban dari jajarannya soal
permasalahan tersebut.
"Saya lagi minta mereka jawab ke saya ini.
Saya mau dengar jawaban, nggak ada alasan Monas-Istana kerendam. Ini
juga kerendam kan semalam, masuk ini. Makanya saya nggak tahu. Sama
kayak kasus Sunter, dia bilang nggak sengaja. Ya sudahlah kalau ini mau
dibilang nggak sengaja," tutupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar