BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 03 Februari 2015

Negara Lain Minta Penjelasan Soal Eksekusi Mati, Ini Jawaban Menlu Retno

Herianto Batubara - detikNews
Jakarta - Eksekusi mati tahap II terhadap terpidana mati gembong narkoba akan dilakukan dalam waktu dekat. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi pun sibuk memberi penjelasan ke berbagai negara yang warganya akan dieksekusi.

Seperti diketahui, ada warga negara Inggris, Australia, Prancis, Ghana, Cordova, Brazil, Filipina, dan Australia, yang akan dieksekusi mati di tahap kedua. Retno mengatakan, belum ada protes dari negara-negara tersebut.

"Nggak, belum ada itu (protes-red). Kalau mereka menyampaikan confirm dan sebagainya, itu sesuatu yang dapat kita pahami, karena itu adalah kewajiban pemerintah mereka. Mereka menyampaikan confirmnya, kita jelaskan kondisi kita," kata Retno.

Hal itu dikatakan Retno kepada detikcom usai menghadiri undangan jamuan makan malam Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di ruang Balai Agung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2015) tengah malam.

Menlu Australia, kata Retno, juga terus melakukan komunikasi dan konfirmasi. Mereka bertanya soal nasib warganya gembong narkoba 'Bali Nine', Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Ya, sama. Mereka (Australia-red) pun menyampaikan confirmnya. Kita jelaskan posisi kita. Saya berkomunikasi dengan Menlu-nya nggak cuma satu kali, dan saya jelaskan terus posisi kita bahwa hukuman mati ini masih merupakan bagian hukum positif Indonesia," ucap Retno.

"Saya jelaskan mengenai dampak dari kejahatan luar biasa narkoba. Kita sekarang berada dalam situasi darurat narkoba. Semua hak-hak hukum yang sudah kita berikan pada terpidana dan sebagainya saya jelaskan semuanya," sambung Retno

Retno menegaskan kepada berbagai negara itu, bahwa eksekusi mati para gembong narkoba ini bukanlah aksi melawan negara lain. Ia berkata bahwa hal itu merupakan bentuk perlawanan terhadap narkoba yang telah sangat membahayakan bangsa Indonesia.

"Ini (eksekusi mati-red) bukan sesuatu yang againts suatu negara, atau againts kewarganegaraan suatu negara. Ini adalah sesuatu againts crime yang sangat membahayakan bangsa indonesia, termasuk generasi mudahnya," ucap Retno.

Ditambahkan Retno, dirinya akan terus meningkatkan komunikasi terhadap negara-negara yang warganya ikut dieksekusi mati di tahap kedua. Ditanya apakah ia yakin hubungan Indonesia dengan mereka akan tetap baik, ia belum bisa memastikan.

"Kita lihat nanti," imbuh Retno.

Tidak ada komentar: