Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan ada
perbedaan antara program Bela Negara di kota dan di wilayah perbatasan.
Perbedaan tersebut menurutnya didasari oleh kepentingan bangsa dan
negara.
Perbedaan tersebut mencakup pelatihannya dan juga
persiapan mental dan fisiknya. Hal itu Dia katakan di Gedung Bhinneka
Tunggal Ika Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakpus,
Senin (12/10/2015).
"Bela Negara ini wajib untuk semua kalangan.
Termasuk juga di kota dan di perbatasan seperti Natuna sana. Perbedaan
itu dikarenakan faktor keamanan wilayah," ujar Menhan.
"Kalau
anda di kota. Anda tidak usah angkat senjata. Anda tidak usah kenal
jenis-jenis bom. Tapi kalau anda di perbatasan yang merupakan pintu
masuk ke negara Indonesia, anda wajib mengangkat senjata. Mengenal
jenis-jenis bom, menjinakkan bom, biar nanti mereka tidak kaget lagi,"
lanjutnya.
Menhan juga menambahkan, Bela Negara juga bisa menjadi
pemicu berkurangnya konflik sosial. Selain itu juga bisa untuk
menumbuhkan kecintaan terhadap produk-produk dalam negeri.
"Seperti
Gojek vs ojek pangkalan. Dengan adanya ini (Bela Negara), itu tak akan
terulang keributan yang ramai kemarin. Sesama ojek kok berkelahi," ucap
mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini.
Menhan juga sempat
menyinggung soal masalah asap. Menurutnya dengan adanya Bela Negara,
nantinya masyarakat akan dengan sendirinya bergotong royong memadamkan
dan menjaga hutan di Indonesia.
"Kita akan manfaatkan kader Bela
Negara untuk mengatasi asap. Gotong royong itu ada kalau kebersamaan itu
ada ya itu dengan Bela Negara," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar