JAKARTA - Ketua Fraksi
Partai Gerindra di DPR, Ahmad Muzani menganggap pernyataan Gubernur Bank
Indonesia Agus Martowardojo yang menyebut penurunan harga bahan bakar
minyak (BBM) di tengah situasi ekonomi jangan jadi ajang pencitraan,
adalah sebagai upaya mengingatkan Presiden Joko Widodo.
"Yang disampaikan oleh Gubernur BI itu
saya kira wajar. Sebagai otoritas yang memegang kendali atas valuta
asing, dimana harga BBM hampir ditentukan oleh valuta asing. Apa yang
diucapkan oleh Gubernur BI sifatnya mengingatkan, agar niat itu bersifat
substantif, bukan pencitraan apalagi politis," kata Muzani di gedung
DPR Jakarta, Senin (5/10).
Dikatakannya, Gubernur BI memang diusulkan
dan diangkat oleh presiden. Namun BI punya otoritas untuk mengingatkan
pemerintah, termasuk masalah rencana penurunan BBM karena BI berpikiran
lain sehingga pemerintah perlu diingatkan.
"Mungkin Gubernur BI punya data-data
penting sehingga keputusan presiden untuk menurunkan BBM, kalau benar,
harus betul-betul substantif," jelasnya.
Dengan demikian, Anggota Komisi I DPR ini
meminta pemerintah betul-betul menghitung, apakah penurunan harga BBM
bisa menurunkan komponen berikutnya. Misalnya ongkos angkutan turun
sehingga harga barang cenderung turun. Karena salah satu komponen
angkutan adalah BBM.
"Ketika BBM, yang lain turun, sehingga
bisa menurunkan harga barang dan jasa, termasuk turunnya harga kebutuhan
pokok. Kalau tidak turun, ada yang salah, kalau tidak harus dijadi
kembali. Apa yang disampaikan Gubernur BI harus dicermati sebagai sebuah
masukan bagi pemerintah," pungkasnya.(fat/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar