Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 124 poin menjadi
Rp13.634 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.510 per dolar AS.
"Secara umum dolar AS menguat terhadap mata uang di kawasan Asia,
termasuk rupiah. Dini hari tadi, indikator perumahan Amerika Serikat
yang membaik mampu melanjutkan penguatan dolar AS," kata Ekonom Samuel
Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa tekanan eksternal baik dari penurunan harga
komoditas serta sentimen perlambatan perekonomian global juga masih akan
membayangi laju pergerakan rupiah ke depannya.
Akan tetapi, menurut dia, potensi rupiah kembali berbalik arah
menyusul adanya harapan penundaan kenaikan suku bunga the Fed hingga
tahun depan. Apalagi, ditambah dengan sentimen dari dalam negeri
mengenai angka produk domestik bruto (GDP) pada kuartal ketiga 2015 yang
diperkirakan pemerintah membaik hingga 4,8-5 persen secara tahunan.
"Sentimen itu akan menjadi salah satu faktor penting bagi arah pergerakan rupiah ke depan," katanya.
Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman menambahkan bahwa langkah
proaktif oleh pemerintah melalui paket-paket kebijakan ekonomi
diharapkan dapat dieksekusi dan diimplementasi dengan efektif sehingga
akan memberikan efek domino dan mendorong daya beli konsumen di dalam
negeri.
"Ketika hal itu terjadi, investor akan yakin terhadap pemerintah
akan mampu mendorong ekonomi domestik dan potensi investor masuk ke
Indonesia akan terbuka," katanya.
Hal itu, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan dana asing akan
masuk yang akhirnya akan membuat nilai tukar rupiah menguat dan relatif
stabil terhadap dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar