Wahyu Daniel - detikfinance
Jakarta -Saat ini, Indonesia masih memiliki pinjaman
luar negeri. Per September 2015, utang luar negeri pemerintah Indonesia
(baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 787,87 triliun, naik
dari bulan sebelumnya Rp 725,63 triliun.
Secara bilateral,
Jepang, Prancis, dan Jerman masih menjadi kreditur terbesar utang
Indonesia. Sementara secara multilateral, Indonesia masih meminjam
kepada Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan
Islam (IDB).
Berikut adalah pemberi pinjaman bilateral dan
multirateral terbesar buat Indonesia, seperti dikutip dari data Ditjen
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Rabu
(28/10/2015).
6. Islamic Development Bank (IDB)
Per
September 2015, utang pemerintah Indonesia ke IDB mencapai Rp 9,24
triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 8,71 triliun. Persentasenya
adalah 1,1% dari total utang luar negeri Indonesia.
5. Jerman
Hingga
September 2015, utang pemerintah Indonesia ke Jerman mencapai Rp 22,7
triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 21,07 triliun. Ini adalah 2,8%
dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
4. Prancis
Sampai
September 2015, utang Indonesia ke Prancis mencapai Rp 27,4 triliun.
Naik dari bulan sebelumnya Rp 24,79 triliun. Jumlah tersebut adalah 3,4%
dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
3. Bank Pembangunan Asia (ADB)
Utang
dari ADB per September 2015 adalah Rp 118,02 triliun, naik dari bulan
sebelumnya Rp 113,92 triliun. Jumlah ini adalah 14,9% dari total utang
luar negeri pemerintah pusat.
2. Bank Dunia
Pemberi
utang luar negeri terbesar kedua adalah Bank Dunia. Jumlah utang
Indonesia ke Bank Dunia per September 2015 mencapai Rp 235,27 triliun.
Jumlah ini naik dari bulan sebelumnya Rp 197,1 triliun.
Utang Indonesia ke Bank Dunia mencapai 29,8% dari total utang luar negeri pemerintah.
1. Jepang
Negeri
Matahari Terbit adalah kreditur terbesar Indonesia. Per September 2015,
utang pemerintah Indonesia ke Jepang mencapai Rp 235,76 triliun, turun
dari bulan sebelumnya Rp 224,33 triliun.
Utang tersebut mencapai 29,8% dari total pinjaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar