Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Rabu pagi bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp13.645
dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.620 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan
bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah diperkirakan tetap tinggi dengan
kecenderungan pelemahan paling tidak hingga pengumuman hasil rapat
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Kamis (29/10) dini hari nanti.
"Spekulasi dinaikannya suku bunga acuan bank sentral Amerika
Serikat (Fed fund rate) masih ada sehingga mendorong laju dolar AS di
area positif," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, potensi rupiah kembali menguat cukup
terbuka menyusul proyeksi pasar terhadap kebijakan bank sentral Amerika
Serikat yang akan menunda kenaikan suku bunga acuan bank sentral
Amerika Serikat.
"Penundaan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS mungkin bisa
menopang rupiah walaupun itu hanya akan sementara hingga pertenuan FOMC
berikutnya pada 15-16 Desember 2015," katanya.
Analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa sikap
pemerintah dalam menghadapi tantangan perlambatan ekonomi melalui paket
kebijakan ekonomi pada tahun 2015 ini cukup diapresiasi investor pasar
uang sehingga rupiah masih bergerak relatif stabil.
Menurut dia, kebijakan yang dikeluarkan dalam waktu yang relatif
singkat ini memberi pandangan kepada pelaku pasar bahwa pemerintah sigap
mengantisipasi perlambatan ekonomi, sehingga pasar keuangan di dalam
negeri memberikan apresiasi.
"Meski dampak kebijakan pemerintah belum dapat dirasakan,
setidaknya ada harapan bagi perekonomian domestik menjelang tutup tahun
2015 ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar