Pewarta: Indriani
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 3.302.673 siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) di Tanah
Air mengikuti Ujian Nasional (UN) yang dimulai pada Senin ini.
Kepala Pusat Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam mengatakan pelaksanaan UN tahun ini berbeda
dari tahun sebelumnya.
"Jika sebelumnya, hanya 594 sekolah. Maka pada tahun ini, sekolah
yang mengikuti UN Berbasis Komputer (UNBK) sebanyak 4.402 sekolah atau
sekitar 927.000 siswa," ujar Nizam kepada Antara di Jakarta, Senin.
Sementara, sekolah lainnya masih menggunakan UN berbasis kertas.
Nizam mengatakan Kemdikbud terus mendorong pelaksanaan UNBK di seluruh
Tanah Air, karena UNBK dianggap lebih efesien serta dapat meminimalisir
bentuk kecurangan. Sekolah juga tak perlu mengadakan peralatan komputer,
namun hanya menggunakan peralatan yang tersedia. Jika tak mencukupi,
bisa menggunakan peralatan di sekolah lain yang tidak melaksanakan UN.
"Setiap tahun, kami membuat sekitar 170.000 soal untuk UNBK," tambah dia.
Peserta UNBK juga akan kesulitan berbuat curang karena soal yang
didapat para siswa bersifat acak. Sehingga antara siswa satu dan lain,
mengerjakan soal yang tidak sama.
Untuk pengawas, pada UN berbasis kertas ada dua pengawas di setiap
kelas. Sementara untuk UNBK terdapat satu teknisi dan satu proktor yang
memastikan siswa melaksanakan UNBK sesuai dengan prosedur.
Nizam mengingatkan siswa dan sekolah untuk jujur dalam pelaksanaan
UN, karena meskipun hasil UN hanya untuk pemetaan tapi indeks kejujuran
digunakan untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Kemdikbud mulai tahun ini juga akan mengumumkan indeks integritas
sekolah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar