Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri menegaskan teroris Siyono tidak bisa dipandang sebelah mata, mengapa?
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, Siyono merupakan seorang petinggi di kelompok Jamaah Islamiyah.
Lalu apa peran Siyono? berdasarkan penuturan dari beberapa teroris yang ditangkap sebelumnya, ternyata Siyono adalah pemegang gudang senjata.
"SY (Siyono) ini tokoh inti. Dia kepala staf yang mengetahui dimana
gudang senjata milik Jamaah Islamiyah. Di gedung itu ada granat, mesin
pembuat senjata dan amnusisi. Ini dikumpulkan untuk mendirikan Negara
Islam Indonesia (NII)," ujar Anton, Rabu (6/4/2016).
Sehingga menurut Anton, Siyono bukanlah teroris "kelas teri" dan bukan teroris kelas ecek-ecek. Dengan tewasnya Siyono, maka informasi soal dimana gudang senjata terputus.
"Jabatan SY itu bukan ecek-ecek, dia tokoh penting. Kami sangat
menyayangkan insiden ini. Jadi rantainya terputus. Kami tidak tahu
dimana lokasi gudang senjata itu," tambah Anton.
Untuk diketahui, Siyono (39) warga Brengkungan Cawas Klaten
ditangkap Densus 88 pada Selasa (9/3/2016) karena diduga terlibat dalam
jaringan teroris, namun dia kemudian meninggal di perjalanan.
Polri mengklaim yang bersangkutan meninggal usai kelelahan dan lemas
akibat melawan dan berkelahi dengan anggota Densus 88 yang mengawal
selama perjalanan. Pasalnya saat itu, Siyono berupaya kabur.
Untuk mengungkap penyebab pasti kematian Siyono, Minggu (3/4/2016) kemarin tim dokter Muhammadiyah dibantu satu dokter forensik Polri melakukan autopsi pada jenazah Siyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar