Nur Khafifah - detikNews
Jakarta - Direktur Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas
Kementerian Sosial (Kemensos) Nahar salut dengan kegigihan Agus Murtado
(39) yang tetap giat bekerja meski hanya memiliki satu tangan tanpa
kedua kaki. Agus mampu menghidupi dirinya dan keluarganya dengan membuka
usaha servis elektronik di dekat Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan.
Namun Agus mengaku sering dipandang sebelah mata karena
keterbatasan fisiknya. Banyak yang awalnya meragukan kemampuan Agus
membetulkan elektronik yang rusak karena ia hanya memiliki satu tangan.
Padahal kenyataannya, ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
dan memuaskan pelanggan.
Menanggapi hal itu, Nahar mengimbau agar
masyarakat tak hanya menilai orang lain dari faktor fisik semata. Sebab
banyak para penyandang disabilitas yang justru memiliki kemampuan
lebih.
"Memang masyarakat kita selalu begitu dengan para
disabilitas, masih under estimate. Pola pikir itu yang harus diubah,"
kata Nahar saat berbincang dengan detikcom, Minggu (10/4/2016).
Sebagai
contoh, saat ini Indonesia memiliki 9 penyandang disabilitas bergelar
doktor. Bahkan kata Nahar, salah satu di antaranya segera meraih gelar
profesor.
"Banyak dari mereka yang menyuarakan Indonesia di dunia. Saya saja kalah. Ini tidak boleh dilupakan," ucapnya.
Nahar
mengatakan, saat ini para difabel tak lagi diperlakukan seperti orang
dengan ekonomi lemah yang membutuhkan bantuan. Kebutuhan mereka lebih
kepada penyetaraan dengan orang normal seperti fasilitas umum yang ramah
bagi difabel.
"Jadi program juga harus berubah. Sekarang tidak
hanya Kemensos yang dituntut memenuhi kebutuhan para penyandang
disabilitas. Dalam UU yang baru, ada 61 kewajiban yang harus dipenuhi
negara dan melibatkan berbagai kementerian," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar