Pewarta: Natisha Andarningtyas
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) sudah mendengar kabar bahwa Sunny Tanuwidjaja, yang disebut
sebagai staf khusus, dicegah bepergian ke luar negeri oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi.
"Iya tadi aku baru dengar. Aku pikir ya KPK supaya lebih jelas, terserah waktunya aja, panggil atau bagaimana," kata Ahok, menjelaskan hubungannya dengan Sunny, di Balai Kota, Kamis malam.
Ahok mengatakan Sunny bukan staf khusus atau anak magang, seperti yang muncul di pemberitaan. Sunny sedang membuat disertasi tentang gaya berpolitiknya.
"Dia mau bikin disertasi, lama-lama kita kayak teman," katanya.
Ia menduga ada yang menyebut Sunny sebagai staf khusus karena dia sering terlihat di tempat Ahok bekerja.
Ia menceritakan pertama kali mengenal Sunny pada 2009 karena ingin mengundangnya untuk menjadi pembicara di Amerika Serikat.
Kala itu, lanjut Ahok, Sunny terkesan karena dia yang membayari jamuan Sunny saat mereka bertemu, bukan sebaliknya. Saat itu Ahok masih menjadi anggota DPR.
"Saya sama anak, masak suruh dia yang bayar," kata dia.
Ahok tidak dapat memenuhi undangan Sunny ke Amerika Serikat waktu itu, baru tahun berikutnya ia pergi ke sana.
Setelah itu, Ahok pun memberi tahu Sunny bahwa ia sedang mencalonkan diri untuk menjadi wakil gubernur DKI dan dia tertarik untuk melihat Ahok sosialiasi ke kampung-kampung.
Ahok mengaku meski temannya itu terpelajar, kebijakan yang ia ambil sama sekali tidak ada pengaruh dari Sunny.
"Sekarang saya tanya, ada enggak sih orang yang bisa pengaruhi kebijakan saya? Saya sudah 4 tahun di sini, ada enggak sih kebijakan saya yang memihak pengusaha?" kata dia.
Terakhir kali Ahok mengontak Sunny adalah ketika ia mendengar kabar pencekalan tersebut di televisi. Sunny, lanjut Ahok, belum membalas pesan singkat yang ia kirim.
"Iya tadi aku baru dengar. Aku pikir ya KPK supaya lebih jelas, terserah waktunya aja, panggil atau bagaimana," kata Ahok, menjelaskan hubungannya dengan Sunny, di Balai Kota, Kamis malam.
Ahok mengatakan Sunny bukan staf khusus atau anak magang, seperti yang muncul di pemberitaan. Sunny sedang membuat disertasi tentang gaya berpolitiknya.
"Dia mau bikin disertasi, lama-lama kita kayak teman," katanya.
Ia menduga ada yang menyebut Sunny sebagai staf khusus karena dia sering terlihat di tempat Ahok bekerja.
Ia menceritakan pertama kali mengenal Sunny pada 2009 karena ingin mengundangnya untuk menjadi pembicara di Amerika Serikat.
Kala itu, lanjut Ahok, Sunny terkesan karena dia yang membayari jamuan Sunny saat mereka bertemu, bukan sebaliknya. Saat itu Ahok masih menjadi anggota DPR.
"Saya sama anak, masak suruh dia yang bayar," kata dia.
Ahok tidak dapat memenuhi undangan Sunny ke Amerika Serikat waktu itu, baru tahun berikutnya ia pergi ke sana.
Setelah itu, Ahok pun memberi tahu Sunny bahwa ia sedang mencalonkan diri untuk menjadi wakil gubernur DKI dan dia tertarik untuk melihat Ahok sosialiasi ke kampung-kampung.
Ahok mengaku meski temannya itu terpelajar, kebijakan yang ia ambil sama sekali tidak ada pengaruh dari Sunny.
"Sekarang saya tanya, ada enggak sih orang yang bisa pengaruhi kebijakan saya? Saya sudah 4 tahun di sini, ada enggak sih kebijakan saya yang memihak pengusaha?" kata dia.
Terakhir kali Ahok mengontak Sunny adalah ketika ia mendengar kabar pencekalan tersebut di televisi. Sunny, lanjut Ahok, belum membalas pesan singkat yang ia kirim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar