JAKARTA, KOMPAS.com — Survei yang dilakukan Lembaga 
Survei Nasional (LSN) menunjukkan bahwa mayoritas responden berharap 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki keseriusan dalam 
pemberantasan korupsi. Dalam rilis hasil survei, Senin (15/10/2012), 
terungkap, sebanyak 55,9 persen responden berharap SBY untuk segera 
menangani agenda pemberantasan  korupsi.
Survei Lembaga Survei 
Nasional (LSN) ini diadakan pada 10 sampai  24 September 2012 terhadap 
1.230 responden yang tersebar di 33 provinsi  di Indonesia dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen.
Setelah
 pemberantasan korupsi, sebanyak 54,2 dan 52,5 persen responden menjawab
 pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. Agenda selanjutnya
 yang dianggap penting adalah  pemberantasan narkoba sebesar 42,4 
persen, penanganan konflik sosial  sebesar 36,3 persen, penegakan HAM 
dan demokrasi sebesar 30,7 persen, penanganan krisis  energi sebesar 
29,4 persen, penanganan krisis pangan sebesar 28,3 persen, dan penegakan
  kedaulatan sebesar 27,6 persen.
"Berdasarkan hasil survei, 
responden berpendapat pemberantasan korupsi merupakan isu utama dan 
menjadi agenda paling mendesak di mata publik yang harus dilakukan 
secara nyata oleh Presiden," kata Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry, 
Senin.
Selain itu, LSN turut bertanya kepuasan responden atas 
periode kedua pemerintahan Presiden SBY. Sebanyak 55,4 persen responden 
menilai kondisi Indonesia selama periode kedua pemerintahan SBY tidak 
mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2004-2009.
Bahkan, sebanyak
 25,9 persen responden menilai kondisi saat ini lebih buruk daripada 5 
tahun sebelumnya. Sementara itu, responden yang menjawab periode kedua 
pemerintahan SBY semakin baik hanya berjumlah 15 persen.
"Salah 
satu kekecewaan responden terutama terhadap kurangnya komitmen 
pemerintahan SBY dalam agenda pemberantasan korupsi," katanya.          
                  
Tidak ada komentar:
Posting Komentar